Sepatu Rokim sudah kadung rusak saat mengikuti training camp. Namun, dia paksakan pakai karena memang tidak ada uang guna menggantinya. Tidak dia duga, rekan-rekannya patungan membelikannya sepatu baru.
"Enggak bisa ngomong. Intinya semoga Tuhan yang membalas, karena saya juga tidak mengira apa yang teman-teman lakukan," kata Rokim dengan suara agak serak kepada detiksport di Plaza Balaikota Bandung, Rabu (9/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekompakan yang ditunjukkan para pemain membuat pelatih Gimgim Sofyan terharu. Dia merasa anak asuhnya menampilkan karakter juara yang sesungguhnya.
"Teman-teman patungan untuk beli sepatu untuk Rokim. Karena dari pihak manajemen pun kita belum sanggup melakukan itu," ujar Gimgim.
Rokim memang hanya satu dari sekian orang yang mengidap HIV/AIDS di Indonesia. Dia terinfeksi HIV karena penggunaan jarum tato yang tidak steril. Meski begitu, dia tidak berputus asa dan berusaha mengurangi stigma yang menempel di masyarakat dengan bergabung di tim HWC Indonesia.
"Ingin membuktikan kepada masyarakat yang selama ini menganggap ODHA (orang dengan HIV/AIDS) tidak bisa ngapa-ngapain. Kami bisa membuktikan ODHA bisa berprestasi dan bisa memberikan yang terbaik kepada masyarakat," ujarnya.
Rokim yang datang dari Rembang akan menuju Belanda untuk mengikis sedikit demi sedikit stigma masyarakat kepada pengidap ODHA. Dia bersama tujuh rekan lainnya siap mengharumkan nama Indonesia di Benua Biru.
"Kalo target pribadi dan target tim, intinya bisa memberikan yang terbaik semaksimal yang kita bisa. Walaupun ditargetkan juara, itu tidak menjadi beban. Intinya, hanya ingin bermain memberikan yang terbaik," pungkas Rokim.
(a2s/fem)