TKI di Brunei Punya Liga Sepakbola Sendiri

TKI di Brunei Punya Liga Sepakbola Sendiri

Mohammad Resha Pratama - Sepakbola
Kamis, 19 Nov 2015 01:15 WIB
Jakarta -

Para buruh migran Indonesia di Brunei Darussalam punya kegiatan baru untuk mengisi waktu luang, di mana para tenaga kerja Indonesia (TKI) itu punya wadah bermain sepakbola, yakni Buruh Migran Indonesia (BMI) Superleague.

Menurut data BNP2TKI sendiri, pada tahun 2014 lalu ada 11.616 TKI yang bekerja di Brunei dan 1.132 di antaranya merupakan TKI Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT), sementara sisa 10.484 menempati pekerjaan sektor formal pengguna berbadan hukum/perusahaan seperti di sektor industri, pertambangan, peternakan, pertanian dan perkebunan

Nah, para TKI yang kebanyakan bekerja sebagai buruh ini lantas membentuk sebuah liga sepakbola bernama BMI Superleague, yang dilaksanakan pertama kalinya tahun ini. Turnamen ini adalah liga sepakbola antarburuh migran pertama di Brunei yang diselenggarakan Garda BMI. Ajang ini diikuti oleh 6 klub sepakbola, Lorena FC (Banyuwangi), Patria FC (Blitar), East Star FC, Devisa FC, Rinjani FC, dan Nusantara FT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kompetisi ini sendiri akhirnya dimenangi oleh Lorena FC yang ditangani oleh pelatih asal Brunei. Tak cuma buruh, ada juga salah satu pemain BMI Superleague yang terdaftar resmi sebagai pemain liga di Brunei. Bahkan ada pula yang bekerja sebagai pelatih sepakbola di Brunei.

Ketua DPP BMI, Miftah Farid, selaku ketua pelaksana menyampaikan bahwa anggaran untuk pelaksanaan ini swadaya alias dari kantong sendiri. Tahun depan ajang ini rencananya kembali akan digelar.

"Dukungan masyarakat Brunei sangat luar biasa sekali termasuk Kementerian Sukan dan Belia Brunei dan sponsor yang menyiarkan langsung gelaran itu, Insya Allah setiap tahunnya kami akan menyelenggarakan BMI Super League ini," jelas Miftah saat berkunjung ke kantor Kementrian Pemuda dan Olahraga, Rabu (18/11).

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, lantas mengapresiasi digelarnya BMI Superleague 2015 ini. Imam pun berharap agar ajang olahraga antar buruh migran ini bisa digelar lebih baik dan diikuti oleh TKI-TKI di negara lain.

Imam pun lantas mengisyaratkan kepada jajarannya untuk membantu dan mendukung kegiatan ini sekaligus memberikan sertifikatnya.

"Tolong ini dibantu karena digelar oleh masyarakat Indonesia. Ke depan rencanakan lagi dengan baik agar buruh migran di negara lain seperti, Hongkong, Kuwait, Brunei Darussalam, dan Malaysia juga diselenggarakan berjenjang dan berkelanjutan nanti kelamaan bisa diselenggarakan Olimpiade (antar buruh migran—red)," tutur Imam.

Imam bahkan merencanakan untuk memberikan pelatihan kewirausahaan kepada keluarga yang ditinggalkan para atlet yang bermain di BMI Superleague ini. Imam juga meminta agar Lorena FC sebagai pemenang BMI Superleague tahun ini didatangkan ke Jakarta dan kemungkinan untuk dipertandingkan dengan juara Liga Santri Nusantara (LSN).

(mrp/nds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads