Pengurus pusat The Jakmania menggelar aksi tabur bunga dan seribu lilin di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada pada Senin (17/5) malam, tepatnya di pintu 12, yang merupakan tempat terakhir Fahreza mengalami kekerasan.
Fahreza mengalami kekerasan diduga oleh oknum polisi ketika laga Persija melawan Persela Lamongan di SUBK pada Jumat (13/5) lalu. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (15/5), setelah dua hari mengalami koma.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga maupun kerabat dari pihak yang menjadi korban dalam kejadian pada pertandingan Persija melawan Persela Lamongan jumat silam.
2. Kami menyesalkan terjadinya aksi kekerasan kepada rekan kami supporter sepakbola pendukung kesebelasan Persija Jakarta, The Jakmania di arena Stadion Utama Gelora Bung Karno pada saat pertandingan Persija Jakarta melawan Persela Lamongan hari Jumat (Tanggal 13 Mei 2016).
3. Kami meminta kepada semua pihak untuk membantu proses pengusutan hingga tuntas masalah ini agar keadilan bisa terjadi di Negara Republik Indonesia. Sekiranya pihak kepolisian dapat menyelesaikan kasus ini dengan arif dan bijaksana.
4. Kami meminta kepada semua pihak agar turut serta secara aktif di dalam proses pengusutan kejadian ini agar semuanya berjalan lancar.
5. Meminta panpel Persija Jakarta untuk melakukan evaluasi terhadap koordinasi dan kerjasama dengan pihak keamanan pada saat menyelenggarakan pertandingan kandang.
6. Kami menganjurkan kepada rekan-rekan kami The Jakmania di seluruh Indonesia untuk menyerahkan proses pengusutan tuntas masalah ini pada pihak-pihak yang dipercaya oleh PP The Jakmania untuk melakukan pekerjaannya dengan baik.
7. Kami berharap tidak ada lagi kejadian serupa di masa yang akan datang.
(ads/a2s)











































