Kerusuhan suporter di laga TSC terjadi saat laga antara Persegres Gresik United melawan PS TNI, Minggu (22/5/2016) akhir pekan lalu. Akibatnya, sekitar 50-an suporter mengalami luka-luka hingga bocor di kepalanya.
PT Gelora Trisula Semesta (GTS), selaku operator kompetisi, telah menggelar kunjungannya langsung ke Stadion Petrokimia sekaligus mencari tahu kronologis yang sebenarnya. Rencananya, Komisi disiplin PT GTS akan memutuskan hukumannya dalam sidang yang diadakan hari ini, Kamis (26/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menpora juga menilai apapun tindakan yang sudah mengarah kepada kekerasan, pemukulan, harus dibawa ke ranah hukum, tanpa memandang bulu siapapun, meski ada suporter dari aparat negara, TNI.
"Apapun yang mengarah kekerasan, pemukulan, apalagi bisa dilihat dengan mata kepala. Silakan lebih baik di ranah hukum. Tidak boleh ada pelecehan terhadap pemain, wasit, dan suporter. Tidak boleh memandang bulu, siapapun yang melanggar hukum harus ditindak," katanya.
Pria asal Bangkalan, Jawa Timur ini juga berharap ke depannya, tidak lagi kejadian serupa. Dengan tak lagi dibekukan, Menpora ingin PSSI bisa menyatukan semua suporter klub-klub Indonesia.
"Sekarang 'kan PSSI pembekuannya sudah dicabut, silakan PSSI yang urus. Kalau PSSI minta (bantuan) kepada kami, akan kami membantu," tegasnya.
(ads/cas)











































