Pertandingan Torabika Soccer Championship (TSC) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (24/6/2016), dihentikan pada menit ke-81. Saat itu kondisi di dalam stadion sudah tidak kondusif.
Terjadi bentrokan antara para suporter dan aparat keamanan di tribune VIP Timur. Penyebabnya adalah ratusan suporter yang berusaha masuk ke dalam lapangan. Aparat pun mencegah mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertandingan sebelumnya juga sempat terhenti pada awal babak kedua. Hal ini disebabkan oleh pekatnya udara akibat flare dan bom asap yang dinyalakan oleh para suporter.
Asap di dalam stadion bahkan sampai membuat pemain Sriwijaya, Wildansyah, mengalami gangguan pernapasan. Dia pun harus ditarik keluar dan digantikan Zalnando.
Persija sebenarnya memiliki kesempatan emas untuk unggul lebih dulu. Macan Kemayoran mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-56 menyusul pelanggaran Fachruddin terhadap Ade Jantra. Fachruddin diganjar kartu kuning kedua akibat pelanggarannya itu dan harus meninggalkan lapangan.
Akan tetapi, hadiah penalti tak bisa dimaksimalkan oleh Bambang Pamungkas. Eksekusi Bepe dimentahkan oleh penjaga gawang Sriwijaya, Teja Paku Alam.
Terhentinya pertandingan akibat kerusuhan ini membuat Persija kini terancam sanksi dari komisi disiplin TSC.
"Jadi semuanya di luar kendali. Bahwa main malam itu bisa memengaruhi psikologis para penonton. Kalau menentukan siapa yang harus disalahkan jadi susah. Mungkin akan berbeda kalau main siang," ujar Ketua Umum The Jakmania, Richard Achmad Supriyanto.
"Kalau tadi tidak ada faktor penonton yang ke lapangan ini semua tidak akan terjadi. Tapi, nanti akan kami lihat evaluasinya saja. Nanti akan kami evaluasi dengan manajemen tim setelah ini. Sekali lagi kondisi pertandingan malam jadi faktor berpengaruh," kata Richard. (mfi/rin)