Usai Jadi Kiper Terbaik HWC 2016, Eman Sulaeman Ingin Menginspirasi Kaum Difabel Indonesia

Usai Jadi Kiper Terbaik HWC 2016, Eman Sulaeman Ingin Menginspirasi Kaum Difabel Indonesia

Amalia Dwi Septi - Sepakbola
Selasa, 19 Jul 2016 16:15 WIB
Foto: ist
Jakarta - Fisiknya memang tidak sempurna. Namun Eman Sulaeman memiliki semangat dan motivasi tinggi ketika tampil memperkuat Indonesia di Homeless World Cup 2016. Dia ingin membuktikan bahwa kaum difabel bukan berarti tak bisa berprestasi.

Pada Homeless World Cup 2016 yang digelar di Glasgow, Skotlandia, pada 10-16 Juli, Eman dkk membawa nama Indonesia sekaligus memperjuangkan diri sebagai kaum yang termarjinalkan. Meski tak juara, tim HWC Indonesia mampu memperbaiki peringkat di posisi ketujuh dari 52 negara yang ikutserta.

[Baca Juga: Kisah Eman dan Perjuangan Tim Homeless World Cup Indonesia di Glasgow]

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khusus Eman, dia menjadi sorotan utama. Dengan hanya memiliki satu kaki, Eman tampil impresif menjaga gawang Indonesia. Aksi-aksinya di tengah keterbatasan yang dimiliki membuat dia jadi sorotan media internasional. Di turnamen dia mendapatkan penghargaan sebagai kiper terbaik HWC 2016.

"Indonesia...! Indonesia....!" Teriakan itu terdengar dari para pendukung ketika menyambut kedatangan tim HWC 2016 di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (19/7) dini hari. Ada sekitar puluhan orang suporter telah menunggu Eman dkk sambil terus menyanyikan yel-yel bersama perwakilan Kemenpora.

Suasana tersebut sontak membuat sekitar bandara menarik perhatian. Para pemain HWC juga tampak senang dan meneteskan air mata bahagia.

"Terima kasih atas sambutannya. Ini adalah pengalaman pertama bagi kami semua. Saya sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua yang telah mendukung," kata Eman yang matanya berkaca-kaca.

Menggunakan jaket ofisial berwarna hitam, Eman menceritakan pengalamannya selama tampil di HWC 2016. Eman juga tidak menyangka bisa menjadi kiper terbaik, sebab dia menilai masih banyak penjaga gawang yang tampil bagus dengan fisik yang sempurna.

"Yang jelas persaingan luar biasa, saya bangga bisa tampil di kompetisi international level dunia dan bangga sekali dapat mewakili Indonesia sebagai kiper terbaik," ujarnya.

Eman sejak lahir mengalami disabilitas. Kakinya tidak sempurna; kaki kanannya hanya sebatas pergelangan, sedangkan kaki kirinya sebatas lutut. Di atas lapangan, ia bertumpu dengan kaki kanannya, sementara tangan kirinya ikut membantu menahan badan ketika sedang menguasai bola. Tapi kondisi tersebut tak menghalanginya saat menghalau bola demi mencegah lawan membobol gawangnya.

"Awalnya saya tidak menyangka bisa lolos seleksi di street soccer. Tapi dengan membela HWC saya dapat banyak pengalaman, meski kami harus kalah. Pertandingan paling berkesan itu saat melawan Meksiko dan Portugal, mereka kuat sekali."

Pengalaman dan pencapaian yang didapatkan Eman tak lantas membuatnya berpuas diri. Satu misi yang ingin ia jalani saat ini adalah menjadi motivator bagi anak-anak muda difabel.

Dia ingin berbagi ilmu dan membuktikan bahwa dengan keterbatasan fisik tidak otomatis menghalangi untuk meraih prestasi, asalkan percaya diri dan tak berkecil hati.

"Yang jelas saya termotivasi untuk bisa buktikan bahwa orang-orang seperti saya bisa berprestasi bagi Indonesia. Kemampuan yang terbaik, dicurahkan. Tapi kuncinya jangan berdiam diri, yakin bahwa masing-masing punya pengalaman," sahutnya.


(ads/din)

Hide Ads