Sekjen PSSI Azwan Karim menjelaskan awal mula pemilihan Makassar sebagai tuan rumah Kongres PSSI pada 17 Oktober adalah dari rapat Komite Eksekutif (Exco), bukan karena Makassar siap menanggung biaya perhelatan kongres.
"Sesuai dengan aturan organisasi, kalau kami runut ke belakang ada permintaan dari voter member pada saat tanggal 3 Agustus (KLB Jakarta) itu, lalu dibawa ke meeting Exco dan Exco pun sudah menyetujui," ujar Azwan, Kamis (22/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait permintaan rekomendasi dari Menpora Imam Nahrawi untuk menggelar kongres di Yogyakarta, Azwan menyebut saat ini masih terus berkomunikasi dengan pemerintah.
Namun sambil menunggu keputusan, PSSI berkewajiban menyebarkan undangan kepada voter satu bulan sebelum event. Hal itu dilakukan bukan untuk menunjukkan perlawanan terhadap pemerintah.
"Saya sendiri sedang berkomunikasi dengan Pak Gatot (Kepala Bidang Komunikasi Kemenpora), seperti apa ini ke depannya apa bisa berubah atau masih tetap seperti surat Pak Menteri tersebut."
"Karena dasarnya, satu hal yang jangan dilihat bahwa surat (undangan) kami kepada voter itu adalah sebuah perlawanan terhadap surat Menpora. Karena suatu kewajiban bagi kami memberikan undangan terakhir dengan agenda dan dengan lokasi, empat minggu sebelum 17 Oktober. Yang kami pegang adalah keputusan Exco karena belum ada perubahan, maka itulah yang kami sebar kepada voter," tambahnya.
Oleh karena itu, Azwan berharap dalam waktu dekat bisa segera dicarikan solusi terbaik agar tempat kongres tak menjadi polemik.
"Untuk ke depannya kami tunggu komunikasi dengan pihak Kemenpora, saya dan juga Exco serta Pak Hinca sedang berkomunikasi dengan intens supaya bisa mencari jalan tengah,"
"Tapi sementara secara organisasi aturannya adalah Makassar. Tapi kami buka komunikasi juga dengan tujuan tetap Makassar," tandasnya. (ads/din)