Cukup banyak warga negara Indonesia yang mengadu nasib untuk mencari nafkah di Manila. Ada sekitar 2.000-an orang yang tinggal dan bekerja di ibu kota Filipina.
Pada umumnya, para WNI itu bekerja sebagai profesional, seperti costumer service dan pekerja di perusahaan IT. Ada juga mahasiswa kedokteran yang sedang menempuh pendidikan dokter spesialis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada, Minggu (20/11/2016) akhir pekan lalu, jalanan di Makati lengang. Cuma ada beberapa orang yang tinggal di sana keluar rumah berjalan kaki untuk beraktivitas.
detikSport ada di Makati untuk mencari salah satu restoran Indonesia, Warindo. Sialnya, tempat makan itu ternyata tutup saat akhir pekan. Saat kami berbincang menggunakan bahasa Indonesia, ada satu orang dara yang menyapa. Dia memperkenalkan diri dengan menyebut namanya Lady Silaban. Dia seorang WNI yang bekerja sebagai customer service di Makati.
"Hei, Orang Indonesia yah. Saya juga orang Indonesia lho," sapa Lady Silaban yang memperkenalkan diri sambil menunjukan identitas batik yang ia kenakan sebagai salah satu warisan budaya dunia asli Indonesia.
Pertemuan dengan Lady ini menjadi awal pertemuan dengan WNI lainnya. Mereka merupakan jemaat Gereja Bethel Filipina (BCP)--gereja kristen berbahasa Indonesia di Filipina.
Ajakan makan siang bersama pun langsung dilontarkan. Kami sih langsung mengiyakan. Kami bergegas menuju salah satu gerai foodcourt di kawasan Quezon City. Di sana ada warung Bakmi Nyonya, yang menjual mie ayam serupa di Indonesia, lengkap dengan sambal beserta kecap manis.
Patut diketahui, sambal dan kecap merupakan barang langka di Manila. Semua makanan menggunakan penyedap cuka, kecap asin, dan minyak ikan sebagai penyedap rasanya.
Foto: Rachman Haryanto |
Obrolan mengenai Piala AFF 2016 pun lantas mengiringi makan bersama beberapa rekan media dengan WNI di Manila, salah satunya Gersom Situmorang.
Mereka ternyata sudah bersiap-siap beberapa bulan sebelumnya untuk memberikan dukungan pada timnas Indonesia. Mereka bahkan sudah mempersiapkan kaos untuk datang ke stadion, yang dipesan langsung dari Indonesia. Lady cs. pun cukup total saat mendukung skuat 'Garuda' di Filipina, untuk kali pertama secara langsung di stadion.
[Baca Juga: Di Filipina, Mereka Menginisiasikan Diri sebagai Suporter 'Pasukan Garuda']
"Sayang sekali ya, saat melawan Thailand. Dua gol terakhir, harusnya bisa seri saja," kata Gersom, seorang pendeta di gereja BCP.
Suasana makan siang kala itu cukup hangat. Mereka yang sudah lama tinggal di Manila berbagi tips mana yang harus dihindari dan boleh dilakukan saat berada di Filipina. Obrolan hangat tersaji sembari menyantap hidangan.
Sekitar satu jam, obrolan mengenai sepakbola dan kuliner sudah mengakrabkan beberapa orang WNI di Filipina.
Dengan dukungan dari banyak WNI di Filipina, timnas Indonesia masih belum berhasil memetik kemenangan. Setelah kalah dari Thailand, tim besutan Alfred Riedl seri di laga melawan Filipna.
Indonesia akan melakoni laga hidup-mati melawan Singapura di partai pamungkas Grup A Piala AFF 2016, Jumat (25/11/2016) malam WIB.
Tim 'Merah-Putih' saat ini ada di posisi paling bawah klasemen, dengan raihan satu angka --sama seperti Singapura. Indonesia butuh tiga angka untuk lolos, sembari berharap Filipina yang sudah mengumpulkan dua angka, tak bisa menang melawan Thailand.
Dengan stadion Rizal Memorial yang lebih dekat dengan Makati, kemungkinan akan lebih banyak WNI yang akan memberikan dukungan langsung ke stadion.
Sampai jumpa lagi di stadion, saat memberikan dukungan pembakar semangat Boaz Solossa dkk. saat melakoni laga lanjutan Piala AFF.
(rac/fem)












































Foto: Rachman Haryanto