Kompetisi Usia Dini agar Nanti Indonesia Tak Lagi Andalkan Naturalisasi

Kompetisi Usia Dini agar Nanti Indonesia Tak Lagi Andalkan Naturalisasi

Lucas Aditya - Sepakbola
Kamis, 23 Feb 2017 16:31 WIB
Foto: Lucas Aditya
Labuha - Tim nasional Indonesia sedang berupaya menaturalisasi beberapa pemain demi membentuk skuat kuat. Di masa depan, pembinaan berjenjang lewat pembinaan usia dini diharapkan jadi andalan menggantikan proses naturalisasi.

Indonesia kini disebut sedang kekurangan pesepakbola. Yang tercatat di PSSI, jumlahnya kini sekitar 76 ribu orang. Catatan itu jelas sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta lebih.

Menatap SEA Games Kuala Lumpur dan Asian Games 2018, target tinggi sudah dipatok untuk timnas. Raihan emas di ajang empat tahunan negara-negara Asia Tenggara menjadi suatu keharusan. Sementara saat Asian Games, Indonesia yang menjadi tuan rumah ditargetkan lolos ke babak empat besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pemain yang sedang menjalani proses naturalisasi adalah striker tim muda Ajax Amsterdam, Ezra Walian. PSSI juga masih berburu beberapa pemain lagi agar bisa membuat tim 'Merah-Putih' yang tangguh.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengingatkan kembali cara agar naturalisasi nantinya tak perlu lagi ditempuh. Dia mendorong agar kompetisi usia muda diperbanyak, dimulai dari U-10.

Menpora sendiri baru saja membuka turnamen di Halmahera Selatan, Kamis (23/2/2017) siang WIT. Turnamen itu mempertandingkan tim dengan kelompok usia U-14 dan U-16, yang akan berlangsung sampai akhir Maret mendatang.

"Kami akan menggalakkan dan mewajibkan kompetisi usia dini sepakbola dan cabang olahraga lainnya," tegas Menpora di lapangan Samargalila, Labuha, Halmahera Selatan.

"Sejak usia 10 tahun, 12, 14, 16, dan seterusnya. Sehingga kelak, kita tak mengandalkan naturalisasi. Kita mengandalkan anak Indonesia yang mempunyai potensi yang luar biasa," tambahnya.


(cas/krs)

Hide Ads