Setelah meraih gelar juara di Thien Phong Plastic Cup 2017, di Vietnam akhir pekan lalu, Hamsah Lestaluhu dkk. praktis hanya punya waktu dua pekan untuk menggeber persiapan menuju Piala AFF itu. Bahkan, mereka sampai harus merelakan lebaran untuk berlatih bersama di Cijantung.
Menilik pembagian grup, Timnas U016 diprediksi akan menghadapi lawan-lawan berat. Mereka tergabung dalam Grup A bersama Myanmar, Australia, Laos, Singapura dan tuan rumah Thailand.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakhri pun berpesan agar para pemainnya waspada saat melawan Myanmar. Sebab, laga pertama sangat menentukan di laga-laga berikutnya.
"Laga pertama pasti menentukan laga-laga berikutnya, apalagi ini turnamen. Kami tidak punya banyak pertandingan hanya lima pertandingan. Tentu di setiap pertandingan kami harus meraih poin," kata Fakhri saat ditemui di lapangan Atang Sutresna, Cijantung, Jakarta, pada Rabu (20/6/2017).
"Melawan Myanmar adalah laga pembuka buat tim ini. Saya selalu sampaikan kepada mereka, setiap laga itu penting tapi pertandingan pertama itu jauh lebih penting, karena itu akan menentukan langkah kami," sambungnya.
Saat mengikuti turnamen di Vietnam, timnas Indonesia U-16 berhasil menggasak Myanmar dengan skor 4-1. Namun, hasil itu diperoleh dengan susah payah. Fakhri mengingatkan anak asuhnya agar tidak terlena kemenangan di Vietnam itu dan untuk tetap bersiap dalam kondisi apapun.
"Myanmar itu tim yang bagus dan solid. Kemarin kami menang pun dengan susah payah, mereka juga beri tekanan ke kami, mereka punya organisasi permainan juga cukup bagus. Vietnam pun dibuat kesulitan saat mengalahkan mereka," katanya.
"Saya tidak tahu sesignifikan apa perubahan Myanmar tapi paling tidak apa yang mereka perlihatkan kemarin mereka adalah tim yang solid. Nah, kami perlu hati-hati. Tapi (paling tidak) kemenangan kemarin tentu meningkatkan kepercayaan diri pemain," lanjut dia.
Fakhri sendiri mengatakan sudah menyiapkan skema cadangan untuk mengecoh lawannya nanti.
"Ada (skema B), kalau terbaca mungkin kalau dari formasi akan tetap terbaca karena kami selalu main dengan formasi 4-3-3. Tapi siapa yang main itu tidak bisa terbaca, karena dalam tiga pertandingan kemarin semua pemain selalu saya ganti. Jadi enam pemain yang melawan Myanmar, itu tidak main lawan Vietnam, begitu saat menghadapi China Taipei itu pemain baru lagi," ujarnya.
Dengan skema itu, Fakhri sekaligus menegaskan kalau timnas tak bergantung terhadap satu pemain. Dalam hal ini, Rendy Juliansyah, topskorer di turnamen Vietnam lalu.
"Enggak, saya punya banyak striker. Artinya tim ini tidak tergantung pada Rendy atau satu orang saja. Itu filosopi saya dimanapun saya melatih. Saya tidak ingin menggantungkan nasib tim hanya satu orang saja," tuntasnya.
(mcy/fem)