Persija akan menyambangi markas Persib pada partai Liga 1 tanggal 22 Juli mendatang. Menilik rivalitas kedua tim, lazimnya laga itu berjalan panas sampai-sampai merembet ke basis suporter masing-masing.
Akan tetapi, akhir pekan lalu Ketum PSSI mewacanakan untuk memberi izin The Jakmania datang ke Bandung untuk menyaksikan pertandingan tersebut. Ia mengaku ingin melihat bagaimana The Jak menyikapinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehubungan dengan wacana tersebut, PT LIB pun sebenarnya memberi tanggapan cukup positif. Tapi mereka menyerahkan keputusan akhir kepada panitia penyelenggara Persib, mengingat ini terkait dengan izin keramaian setempat.
"Dari operator sebenarnya ingin menyajikan pertandingan yang baik tetapi kewenangan akan pertandingan tersebut itu ada di panpelnya, karena panpel akan meminta izin keramaian kepada kepolisian setempat. Nah, dari izin keramaian itu lah ada keputusannya," kata Chief Executive Officer PT LIB Risha Adi Wijaya di kawasan Epicentrum.
"Operator liga boleh-boleh saja. Tapi semua keputusan ada di panpel dan pihak keamanan setempat. Panpel oke, kami tidak ada masalah," tambahnya.
Hal yang sama diungkapkan Chief Operating Officer (COO) PT LIB Tigor Syalomboboy. Mengatakan setiap orang punya hak sama untuk menonton pertandingan, ia juga mengingatkan adanya aspek keamanan yang harus dipenuhi.
"Salah satunya soal The Jakmania ini. Tentu kami tidak mau juga nanti justru berita suporternya yang lebih ramai daripada berita pertandingannya," katanya.
Selama ini, The Jakmania memang dilarang datang ke Bandung untuk menyaksikan klubnya bermain. Begitu pun sebaliknya dengan Bobotoh yang juga dilarang nonton Persib tanding di markas Persija.
(mcy/krs)











































