Huda meninggal dunia setelah mengalami benturan dengan rekannya di laga antara Persela Lamongan melawan Semen Padang di Stadion Surajaya pada Minggu (15/10/2017). Sempat dibawa ke RS Soegiri, nyawa pemain 38 tahun itu tak tertolong.
Banyak yang menilai pertolongan pertama paramedis ketika menyelamatkan Huda tak sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure). Salah satunya dari fisioterapis Sigit Pramudya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menilai ada beberapa langkah yang tidak dilakukan tim medis ketika di lapangan saat berusaha menolong Huda. Selain itu, peralatan juga tidak memenuhi standar sesuai SOP.
Dia menilai Huda tak perlu terlalu buru-buru dibawa ke rumah sakit jika pertolongan pertama di lapangan sudah benar.
[Baca Juga: Tim Dokter RSUD: Kiper Persela Choirul Huda Alami Benturan Dada dan Rahang]
"Kami sudah lakukan begitu terjadi ada evakuasi, di bawah ke rumah sakit, masuk ICU, pihak ICU sudah melakukan tindakan yang terbaik," ujar Edy usai bertemu dengan Menpora Imam Nahrawi.
"Tapi nyawa beliau tidak bisa tertolong. Kami hanya bisa menyampaikan iinalilahi wa innailaihi rojiun." kata Edy menambahkan.
Namun demikian, Edy berjanji akan membenahi segala prosedur terkait penanganan medis di kompetisi Indonesia.
"Ya akan kami dibenahi. kalau kurang jauh dari standar, nanti kami cukupkan." Edy menegaskan.
(ads/fem)