Sepakbola Indonesia kembali digegerkan dengan berita meninggalnya pemain di atas lapangan. Kali ini korbannya adalah kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, pada laga Liga 1 kontra Semen Padang di Stadion Surajaya, Minggu (15/10/2017) sore WIB kemarin.
Huda terlibat insiden tabrakan di lapangan ketika dia tak sengaja "dihajar" rekan setimnya sendiri saat hendak mengamankan bola di kotak penalti Persela. Huda tak lama setelah kejadian itu langsung kehilangan kesadarannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagi-lagi buruknya penanganan medis di lapangan jadi masalah besar untuk persepakbolaan Indonesia. Klub-klub di Indonesia dianggap lalai terkait masalah ini yang sebenarnya demi menjaga nyawa para pemain tersebut.
Sebagian besar klub di Indonesia ditenggarai tak mengontrak orang-orang khusus yang memang handal di bidang medis olahraga yang punya sertifikasi. Tak cuma itu, para pemain pun sebenarnya juga harus punya keahlian setidaknya untuk memberikan pertolongan pertama.
Tengok saja ke kompetisi profesional di Eropa di mana kejadian serupa kerap terjadi namun kehilangan nyawa setidaknya bisa dihindari karena para pemain itu punya keahlian dasar untuk melakukan pertolongan pertama pada insiden termasuk bantuan pernapasan (CPR).
Sebut saja kasus Fernando Torres saat Atletico menghadapi Deportivo La Coruna Maret 2017 lalu. Saat itu Torres terjatuh dan kepala menghantam keras rumput usai berduel udara.
Gabi yang saat itu berada dekat Torres langsung menarik lidah Torres agar rekannya itu bisa mendapat udara segar setelah mengalami benturan hebat. Hal ini juga dilakukan agar otak tidak kehilangan oksigen sehingga bisa berakibat fatal.
Atau Anda pernah lihat kasus benturan hebat yang terjadi antara pemain Reading Stephen Hunt dan kiper Chelsea Petr Cech pada Oktober 2006. Saat itu lutut Hunt membentur kepala Cech.
Pertandingan yang baru dimulai 15 detik itu harus terhenti lebih dari 10 menit untuk penanganan cedera Cech yang diketahui mengalami retak tulang tengkorak. Cech harus absen cukup lama dan sampai saat ini dia harus bermain dengan menggunakan pelindung kepala.
Mungkin saja jika para pemain tahu apa yang harus dilakukan di lapangan ketika hal itu terjadi, mungkin insiden Huda, Jumadi Abdi, Akli Fairuz, dan Eri Irianto dulu bisa diminimalisir. Tapi semua juga tergantung takdir Yang Maha Kuasa.
(mrp/krs)