Banu menjadi korban kericuhan yang terjadi usai pertandingan Persita melawan PSMS dalam lanjutan Liga 2 di Stadion Mini pada Rabu (11/10/2017). Kejadian tersebut bermula ketika suporter dan oknum TNI terlibat gesekan.
Banu menjadi salah satu korbannya. Dia diduga meregang nyawa karena dianiaya oleh oknum TNI. Kepalanya terluka parah.
Edy mengatakan akan bertindak tegas terhadap pelaku yang terlibat dalam kejadian tersebut. Siapapun pelakunya, dia menyebut harus dihukum sesuai aturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua masih kami investigasi. Segitu ramainya orang, kejadiannya kami sedang mencari, di mana anak itu jatuh. ini sedang kami telusuri," ujar Edy yang juga menjabat sebagai Pangkostrad itu.
Edy sekaligus berjanji tak akan menutup-nutupi jati diri si pelaku meskipun dari kalangan TNI. Edy menegaskan dia akan bertindak fair.
"Apakah pernah prajurit tertutup? TNI terbuka, orang kejadiannya di muka umum," katanya.
Namun begitu, Edy meminta agar tak menyudutkan TNI dalam kasus ini. Ke depanya, dia akan mempertimbangkan melarang TNI untuk menonton di stadion.
"Mohon maaf jangan sudutkan TNI, persoalannya bukan TNI, kejadiannya bukan hanya TNI, kebetulan saat itu TNI pakai pakaian seperti ini. dia datang ke stadion, apakah tak boleh TNI seperti itu. Saya selaku Panglima Kostrad akan melarang mereka melakukan sebagai suporter yang bersifat kolektif," dia menambahkan.
(ads/fem)











































