Kompetisi Liga 1 digulirkan mulai 15 April 2017. Liga diikuti 18 tim dengan sistem home dan away. Sistem penilaian ditentukan dengan capaian poin masing-masing klub. Jika poinnya sama, maka menilik head to head, kemudian selisih gol, jumlah gol memasukkan, dan paling akhir diambil langkah dengan undian.
Dalam prosesnya, Bhayangkara FC keluar sebagai juara, diikuti Bali United, PSM Makassar, dan Persija Jakarta. Persegres Gresik United, Persiba Balikpapan, dan Semen Padang terdegradasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Batasan usia maksimal pemain lokal
Setiap klub Liga 1 hanya boleh mendaftarkan maksimal dua pemain di atas 35 tahun.
2. Lima pemain 23 tahun
Klub wajib mendaftarkan pemain dengan usia di bawah 23 tahun, sekurang-kurangnya lima pemain. Saat pertandingan, klub wajib memainkan sekurang-kurangnya tiga pemain U-23 sebagai starter dengan durasi bermain sekurang-kurangnya 45 menit.
3. Pencabutan batasan usia
Dalam prosesnya aturan pemakaian pemain U-23, yang sudah menjadi kontroversi itu, dicabut di tengah kompetisi lewat rapat Executive Committee (Exco) pada Agustus. Mereka memutuskan kewajiban memainkan pemain U-23 ditangguhkan hingga akhir musim.
4. Pergantian 5 pemain
Regulasi FIFA menyebut hanya ada tiga pergantian pemain untuk pertandingan kompetitif. Tapi, regulasi Liga 1 menggunakan lima pergantian pemain. Itu terkait peraturan memainkan tiga pemain U-23 dalam pertandingan.
5. 15 klub mengancam mogok main
Sebanyak 15 klub, yang tergabung dalam Forum Klub Sepakbola Profesional Indonesia, sempat mengancam mogok dari Liga 1. Mereka merasa PT LIB tidak memenuhi perjanjian yang sudah disepakati sebelum liga bergulir, yaitu aspek bisnis, legal, dan teknis.
6. Maju mundur penggunaan wasit asing
Liga 1 menggunakan wasit asing. Namun, tak konsisten dengan sempat ditunda setelah wasit-wasit itu belum mengantongi surat Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dalam masa tugasnya. Mereka hanya memiliki Visa Kunjungan Usaha (VKU), meski akhirnya semua sudah terselesaikan.
7. Perubahan jadwal dadakan
Liga 1 masih diwarnai perubahan jadwal pertandingan yang bukan dikarenakan force majeure atau terkait kompetisi yang levelnya lebih tinggi. Tapi, perubahan jadwal justru dikarenakan hal yang semestinya bisa diprediksi, seperti perubahan jadwal pertandingan karena periode lebaran.
8. Jadwal Liga yang kurang memerhatikan agenda AFC
Laga terakhir LIga 1 digulirkan pada 12 November. Sementara, batas akhir pendaftaran tim ke playoff Liga Champions Asia juga pada 12 November.
9. Ketidakharmonisan PSSI dan PT Liga
Ketidakharmonisan PSSI dan PT LIB ini bahkan muncul pada situasi krusial, sebagai penentu juara Liga 1. Saat sedang panas-panasnya perebutan gelar juara antara Bali United dan Bhayangkara FC, ada perbedaan daftar pemain yang sedang dihukum antara Komdis PSSI dan PT Liga.
Komdis menyebut marquee player Mitra Kukar, Mohamed Sissoko, dihukum larangan bertanding pada dua pertandingan. Salah satunya saat menghadapi Bhayangkara. Tapi, Sissoko tetap diturunkan. Mitra Kukar berpatokan pada surat nota larangan bermain dari PT LIB yang tak mencantumkan Sissoko.
Protes Bhayangkara direspons Komdis PSSI dengan menyatakan Mitra Kukar kalah 0-3 dari Bhayangkara, meski laga berakhir seri 1-1. Keputusan itu menjadikan akhir Liga 1 menjadi antiklimaks.
10. Klub tak sanggup membayar gaji pemain di tengah kompetisi
Persegres Gresik United dilanda masalah keuangan di tengah kompetisi. Pemain sempat mogok bertanding. Di akhir musim, Persegres terdegradasi.
11. Suporter meninggal dunia
Rekonstruksi penganiayaan Ricko Andrean. (Dony Indra Ramadhan/detikSport) |
Riko Andrian (22 tahun) meninggal dunia usai dirawat intensif di Rumah Sakit Santo Yusup, Bandung. Riko terluka setelah dikeroyok oknum bobotoh saat laga Persib dengan Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
12. Meninggalnya kiper Persela Choirul Huda
Adalah penanganan pertama kepada Choirul Huda yang menjadi sorotan. PT LIB dinilai masih memiliki PR besar untuk pengawasan penyediaan fasilitas medis dan tim medisnya.
(mcy/fem)












































Rekonstruksi penganiayaan Ricko Andrean. (Dony Indra Ramadhan/detikSport)