Ia menjadi salah satu sosok legenda yang menerima penghargaan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Rabu (14/12/2017) malam. Rochy, yang pernah membela timnas Indonesia 1991-2004, dianggap sebagai pemain Indonesia yang sukses di liga asing.
"Secara pribadi saya tidak bisa ngomong apa-apa, senang sekali sampai tak bisa berkata-kata karena sejak 30 tahun lalu. Ketika orang sudah mau lupa, baru ada apresiasi dari pemerintah yang luar biasa," kata Rochy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin lahan pekerjaan buat mereka, yang di mana saat ini banyak kegiatan olahraga yang bisa melibatkan mantan pemain dan membuat kursus bagi yang masih bisa bergerak dan cukup muda. Untuk yang cukup tua mungkin bisa ke penataran-penataran agar lebih modern wawasan mereka," tuturnya menyarankan.
Setelah memutuskan pensiun pada 2006 silam, Rochy mendirikan sejumlah akademi sepakbola di Solo dan Jakarta. Selain itu, dia juga menangani beberapa tim artis, serta menjalani sejumlah kegiatan sepakbola di Timor Leste.
"Saya sih tidak pikirkan perhatian dari Pemda atau pusat. Kalau ada perhatian ya syukur dan terima kasih, tapi kalau tidak ya tak begitu mengharapkkan," ucapnya.
"Ya pokoknya tujuan saya ingin beri [ilmu] kepada adik-adik yang ada di bawah. Tapi selama ini saya dapat perhatian dari Pak Menpora, lapangan sepakbola di Kemenpora bisa saya pakai pada Senin-Kamis untuk kegiatan latihan," ujar Rochy.
(mcy/krs)