Acara ini digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (1/3/2018). Dari 18 manajer klub yang diundang, hadir 13 di antaranya. Klub yang absen adalah Persebaya Surabaya, Madura United, Persija Jakarta, Sriwijaya FC, dan Barito Putera. Selain itu Persib Bandung, Mitra Kukar, PS TNI, dan PSM Makassar, hanya diwakili asisten.
Sedangkan perwakilan Arema FC sempat tak diperbolehkan masuk karena namanya tidak ada dalam daftar. Namanya tak ada dalam daftar karena yang diundang adalah manajer dan asisten manajer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mulai tahun ini manajer harus ada sertifikasi. Bukan tahun lalu, tapi bertahun-tahun lalu kami evaluasi. Kadang-kadang ada tim yang punya tim manajer tapi mereka tidak tahu peran manajer itu apa," ujar Tigor.
"Padahal sebenarnya banyak hal positif yang harus dikeluarkan dari seorang tim manajer. Terutama saat kondisi chaos di lapangan atau insiden-insiden yang seharusnya mendamaikan, bukan provokator."
"Kedua adalah kami mau mengajarkan kepada mereka tentang aturan-aturan regulasinya, law of the game, karena pasti akan menjadi aneh dalam tanda petik, kalau ada law of the game, wasit tahu, asisten tahu, bahkan pelatih atau pemain tahu, tapi manajer, bahkan head coach tidak tahu," tuturnya.
Dari seminar tersebut, kata Tigor, manajer akan mendapatkan seritifikasi yang wajib dimiliki di kompetisi Liga 1 musim depan. Jika tidak, maka klub akan terkena sanksi sebesar Rp 50 juta dan tanpa manajer.
"Ini kan kami situasikan. Kalau tidak datang ada konsekuensinya. Mungkin mereka bisa tidak terlibat dalam kompetisi itu sendiri. Jadi nanti ada sertifikat. Bukan untuk menghakimi (manajer) tapi sarana edukasi untuk manajer karena sebagai contoh ada 3 orang yang wajib duduk di bench, head coach, manajer dan dokter," ucapnya.
"Dokter sudah kami traning. Besok pelatih kepala lebih ke teknikal dan law of the game itu sendiri. Manajer itu posisi paling tinggi di situ. Dia bilang A semua bilang A, dia diam semua diam, dia berdiri semua ikut berdiri. Jadi bagi yang tidak datang, tidak akan ada sesi lagi seperti ini. Mungkin ada sertifikat susulan. Kami masih buka kemungkinan itu lah tapi ada batas waktunya juga, idealnya sebelum kompetisi."
"Denda Rp 50 juta bukan sekarang lah. Kalau tidak ikut, tidak dapat sertifikasi dan tidak bisa disahkan di kompetisi. Kalau tidak disahkan berarti tidak ada manajer. Kalikan saja 50 juta kali 34 pertandingan," tutur Tigor.
(ads/krs)