Siswa kelas 3 sebuah MTS di Blitar ini mengalami luka di bagian kepala serta perut. Saat ini kondisinya sudah mulai membaik.
"Alhamdulillah sudah mulai membaik," kata Irfan (46), ayah kandung Yunico ditemui media di ruang paviliun RSSA Jalan Jaksa Agung Suprapto, Selasa (17/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika peristiwa terjadi, kata Irfan, putranya sedang berada di tribun 12 atau belakang gawang sebelah selatan Stadion Kanjuruhan. Bentrok suporter dengan match steward berujung tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian.
Penonton yang panik kemudian berhamburan menghindari dampak dari gas air mata. Nahasnya, pagar pembatas tribun yang berada di dekat Yunico roboh dan menimpa tubuhnya. Ia tergencet hingga tak sadarkan diri.
"Teman-temannya berada di tribun atas, selamat. Anak saya tubuhnya tertimpa pagar dan terinjak-injak sampai pingsan. Keberadaannya baru diketahui setelah teman-teman mencari dan menemukan sudah berada di rumah sakit terdekat (RSUD Kanjuruhan). Terus kami dihubungi teman-temannya," ujar Irfan.
Selain Yunico ada satu suporter lain yang juga menjalani perawatan intensif di RSSA Malang karena luka serius di bagian kepala. Korban itu adalah Nouval, suporter asal Tulungagung.
Manajemen Arema FC, beserta skuat dan tim pelatih, sudah menyempatkan diri menjenguk Yunico selepas latihan tim. Mereka bersimpati atas kejadian yang yang menimpa suporter asal Dawuhan, Kademangan, Blitar itu.
Manajemen Arema mencatat tidak kurang dari delapan suporter masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. "Empat sampai lima di antaranya berstatus pelajar, maka, kami (manajemen) berupaya untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah agar memberikan toleransi. Khususnya pada Yunico yang kini duduk di kelas 3, bakal mengikuti ujian," ujar juru bicara Arema FC Sudarmadji.
![]() |