.webp)
Barito mengundang detikSport untuk menyaksikan langsung laga antara Barito melawan Bhayangka FC pada 28 April lalu di Stadion 17 Mei, Banjarmasin. Laga itu bertepatan dalam bagian dari rangkaian perayaan ulang tahun klub ke-30 yang sejatinya jatuh pada 21 April 2018.
Dalam laga tersebut Barito meraih kemenangan 3-1. Douglas Packer menyumbang dua gol dan satu gol lainnya dibuat oleh Paulo Sitanggang. Sementara itu, Bhayangkara cuma bisa mencetak satu gol lewat Herman Dzumafo di masa injury time.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menjadi pemain, pria yang sudah dikenal ramah dengan siap pun ini sudah merasakan satu gelar juara, yakni pada musim 1996/1997 Liga Indonesia. Saat itu masih bernama Liga Kansas. Jacksen juga merebut gelar top skor saat itu dengan 26 gol.
Di era kepelatihan, Jacksen berhasil mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia untuk Persebaya pada 2004. Sukses besar dia dapat saat bersama Persipura Jayapura. Tim Mutia Hitam dibawa merebut gelar Liga Super Indonesia pada 2008/2009, 2010/2011, dan 2012/2013. Sertama masing-masing satu gelar Indonesian Community Shield dan Inter Island Cup.
Jacksen sudah pernah pergi dari Indonesia semasa masih menjadi pemain dan pelatih, namun pada akhirnya dia memutuskan kembali ke Indonesia. Apa yang membuatnya betah di negara republik ini?
"Yang buat saya betah di Indonesia adalah orang itu yang berbaju oranye. Terjebak di situ," kata Jacksen sambil tertawa dan menunjuk sang istri yang ternyata sedang mengamati perbincangan kami.
"Sebetulnya yang buat saya betah itu suasana kehangatan, respect, dan saya bersyukur dapat keluarga di sini. Sekarang sedang menunggu anak kedua. Istri sedang mengandung anak kedua," dia menambahkan.
Mengenai kisah lengkap Jacksen lainya; cerita mengenai impiannya di Barito, masa kecil, tangisan untuk Persebaya, dibuat mati rasa oleh Brasil, kandidat juara Liga 1, sampai Romario dan Alex Ferguson, akan disajikan detikSport dalam One on One pekan ini. Tunggu artikel-artikelnya 8-11 Mei 2018. Jangan lewatkan!
(rdy/fem)
