Awan, 21 tahun, pernah mencoba untuk mendaftar kuliah di Universitas Semarang. Dia memilih jurusan manajemen. Waktu itu, Awan berniat banting setir, dari pemain bola menjadi pegawai bank.
Sekalinya niat serius untuk menekuni jalur pendidikan muncul, Awan digoda untuk merumpt lagi. Dia diajak bergabung dengan tim Pra-PON Jawa Tengah. Dari ajang itu, keberadaan Awan terpantau lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dua Jalan Awan Setho untuk Indonesia |
Tak melanjutkan kuliah, Awan mengingat masa duduk di bangku sekolah dasar. Di antara jenjang pendidikan yang dilewati, hanya di SD-lah Awan betul-betul merasakan belajar di kelas.
"Yang lain-lain sekolahnya formalitas hahaha. Jujur saja, kelas 3 SMP sampai 3 SMA sekolahnya formalitas," kata Awan dalam wawancara One on One dengan detiKSport.
Waktu kelas 3 SMP hingga kelas 1 SMA, Awan memang menjadi lebih serius menekuni sepakbola. Dia mendapatkan kesempatan untuk bergabung dalam proyek PSSI, SAD (Sociedad Anonima Deportiva) Uruguay.
Selama bergabung dengan SAD, Awan dan pemain muda lain menjadi siswa SMP dan SMA Ragunan. Selama di Uruguay, mereka tak belajar formal. Mereka berfokus berlatih bola.
"Sekolah serius itu hanya di SD. Waktu itu, saat masih sekolah di SD Sendang Mulyo 03-04, saya masih rajin belajar dan sampai les privat," ujar Awan.
"Kemudian dari SMP kelas 3 ikut SAD Uruguay, dari SMP Negeri 4 Semarang, pindah SMP Ragunan, ya formalitas hehehe. Kemudian setelah SMA kelas 2 pindah ke sekolah biasa di Salatiga. Di SMA 2 Kristen Salatiga itu sampai lulus," tutur kiper Bhayangkara FC tersebut.
Setelah menjadi anggota kepolisian di Polda Metro Jaya, Awan tak menyelesaikan kuliah. Angan-angan dia untuk menjadi pegawai bank juga pudar. Saat ini, dia menjadi penggawa Bhayangkara FC dan Timas U-23 ke Asian Games 2018.