PSSI berencana memperpanjang kontrak Milla hingga satu tahun ke depan. Itu setelah PSSI menilai permainan Timnas mengalami kemajuan seperti di Asian Games 2018.
Tapi, sampai masa depan Milla malah dispekulasikan. PSSI mengklaim Milla belum memberikan jawaban atas kertarikan itu. Eks pemain Barcelona dan Real Madrid itu diberikan batas waktu sampai 15 September untuk membuat keputusan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari beberapa sumber disebutkan jika PSSI memang tidak berkomunikasi dengan Milla. PSSI juga tak mengajak bicara soal perpanjangan kontrak saat Milla berencana pulang ke Spanyol. Belakangan malah muncul kabar jika PSSI juga tak memenuhi kewajiban membayar sewa rumah tinggal Milla selama berada di Indonesia. Milla pun harus membayar uang sewa sejak Februari hingga Agustus.
Menurut pemerhati sepakbola Indonesia, Akmal Marhali, PSSI seharusnya terbuka kepada publik jika memang tak mampu membayar gaji Milla. Jangan sampai memutarbalikkan fakta.
"PSSI harus terbuka kepada publik terkait status Luis Milla. Kalau tidak mampu membayar dan tidak mampu meneruskan kontrak. Apabila PSSI tak jujur itu sama halnya dengan bunuh diri. Karena publik sepakbola sudah cerdas dan tak mudah dibohongi," ujar Akmal yang dihubungi detikSport, Rabu (12/8).
"PSSI berusaha memutarbalikkan semuanya. Ketidakmampuan mau ditutupi dengan drama. Ujungnya, Luis Milla yang dianggap tak mau memperpanjang kontrak. Ini cara mereka untuk meredam tekanan publik. Tapi, sejatinya publik sudah tahu semua kok," dia menambahkan.
"PSSI sebagai lembaga publik (berdasarkan KIP - Komisi Informasi Publik) harus terbuka dan transparan. Sampaikan saja sejujurnya ketidakmampuan membayar gaji Luis Milla. Publik akan lebih mudah menerimanya dibandingkan bermain drama seperti saat ini," dia menegaskan.
(ads/fem)