Keputusan yang dikeluarkan Komisi Disiplin PSSI terkait kasus meninggalnya suporter berbuntut panjang. Para pengurus PSSI mendapatkan ancaman teror.
Komdis PSSI telah mengumumkan daftar hukuman yang diberikan kepada Persib Bandung akibat kasus meninggalnya suporter Persija Jakarta Haringga Sirila di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA). Persib mendapatkan sanksi paling berat.
Salah keputusannya adalah Persib terusir tak boleh bermain di Pulau Jawa sampai sisa kompetisi musim ini dan setengah musim pada 2019. Pertandingan Persib juga dilarang dihadiri oleh penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan tersebut pun menuai pro dan kontrak. Banyak yang menilai hukuman tersebut terlalu berat dan tak adil.
Akibatnya, kini para pengurus PSSI dihantui teror berupa ancaman dari orang tak dikenal melalui nomor pribadi. Teror berupa olok-olok bahkan ancaman lainnya.
Gatot Widakdo Head of Media Relation and Digital Promotion PSSI mengakui bahwa beberapa pengurus PSSI mendapatkan teror. Kondisi itu sangat menganggu.
"Ya, pengurus PSSI menerima ribuan teror lewat alat komunikasi pribadi. Dari sekadar olok-olok, hingga ancaman pembunuhan atas hukuman yang dijatuhkan Komisi Disiplin tersebut. Tentu kami sangat menyayangkan teror itu dilakukan lewat nomor telepon pribadi hingga mengganggu proses kerja mengurusi sepakbola nasional," ujar Gatot kepada pewarta, Kamis (4/10/2018).
"Kami juga heran, bagaimana mungkin nomor telepon pribadi pengurus bisa disebarluaskan hanya untuk mengirimkan teror-teror yang berbau kebencian dan ancaman pembunuhan. Sebaiknya hal ini dihentikan dan mari berpikir positif. Kami pun belum berencana melaporkannya ke pihak Kepolisian, meski ini bisa kami perkarakan," katanya menambahkan.
(ads/mrp)