Pada babak final yang dihelat di Stadion Beji Mandala, Badung, Bali, Sabtu (8/12/2018) malam WIB, Bara (Badung Ragunan) FC menang adu penalti 5-4 setelah berimbang 1-1 selama waktu normal.
Sejak kick-off, kedua tim terlihat saling berhati-hati mengembangkan permainan. Strategi bermain cepat yang biasa ditunjukan Timnas Pelajar mampu diimbangi Bara FC. Bahkan Bara FC mampu unggul terlebih dahulu melalui kaki Muhamad Reza Alfaiz di menit ke-17.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketinggalan 1-0 membuat Timnas Pelajar terus menggencarkan serangan. Hasilnya Ardi Ardiyana berhasil menyamakan kedudukan 1-1 tiga menit kemudian dan skor itu bertahan hingga turun minum.
Memasuki babak kedua, pertandingan pun semakin ketat. Kedua tim seimbang saling jual beli serangan untuk mencetak gol. Sayangnya peluit akhir babak kedua selesai, hasil imbang tidak berubah hingga dilanjutkan babak tos-tosan yang dimenangi Bara FC.
Pelatih Timnas Pelajar Firman Utina mengatakan secara permainan dirinya puas dengan anak asuhnya. Dia pun menjadikan ajang ini untuk menimba pengalaman sebagai pelatih.
"Inilah hasil pertandingan dan saya pribadi sebagai pelatih yang baru menangani di ajang internasional seperti ini cukup puas. Banyak pengalaman berharga yang bisa saya ambil sebagai pelatih," kata Firman dalam rilis kepada detikSport.
Sementara Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengucapkan selamat kepada Barca yang telah berhasil menjadi juara dan mengapresiasi perjuangan Timnas Pelajar yang sudah bermain bagus.
"Selamat untuk Bara, juga untuk Timnas Pelajar. Pertandingan yang bagus. Keren banget. Pemain tampil lepas dan tanpa beban. Kita tahu permainan mereka sangat pantas untuk dinamakan sebagai tim yg mewakili indonesia," kata Imam yang turut menyaksikan langsung laga final itu.
Menpora menambahkan Bali IFC diharapkan bisa kembali dilangsungkan pada tahun depan dan seterusnya. Soal lokasi, menurut Imam bisa saja digelar di kota lain. Namun, yang terpenting adalah peserta semakin banyak. Untuk edisi perdana, Bali IFC diikuti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Australia, Jepang, Korea Selatan, dan China. Korsel bahkan mengirimkan dua klub.
"Ajang ini diikuti oleh peserta dari luar negeri juga. Artinya untuk pemain Indonesia diharapkan bisa terbiasa menghadapi lawan yang teknik dan fisiknya berbeda dari kita. Semakin sering bertanding dengan lawan asing, bakal meningkatkan jam terbang pemain dan sangat tepat untuk pembinaan usia dini," kata Imam.
"Ke depannya harus lebih banyak lagi pesertanya. Setelah ini akan dievaluasi lagi, saya harap deputi dan bupati bisa evaluasi. Karena ini pertama kali. Jadi harus lebih baik ke depannya. Saya liat seluruh peserta sangat senang."
(mrp/din)