Ponaryo dkk Klarifikasi Isu Pengaturan Skor di Polda Metro Jaya

Ponaryo dkk Klarifikasi Isu Pengaturan Skor di Polda Metro Jaya

Ibnu Hariyanto - Sepakbola
Sabtu, 29 Des 2018 18:37 WIB
Ponaryo Astaman dkk mendatangani Polda Metro Jaya (Ibnu Haryanto/detikSport)
Jakarta - Pemain Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 mendatangi Polda Metro Jaya hari ini. Mereka mengklarifikasi isu pengaturan skor.

Ponaryo Astaman, Firman Utina, dan Maman Abdurrahman datang ke Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Sabtu (29/12/2018). Selain menjadi skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2010, mereka juga anggota Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Selain ketiga nama di atas, juga muncul Markus Horison dan Hamka Hamzah.

Sejumlah pemain disebut terlibat dalam pengaturan skor oleh Andi Darussalam Tabusalla (ADT) dalam acara Mata Najwa PSSI Bisa Apa Jilid 2 pada 19 Desember. ADT, yang menjadi manajer Timnas waktu itu, bilang terjadi gol aneh pada leg pertama final Piala AFF hingga Indonesia kalah dari Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tahu, sampai detik ini saya bisa ceritakan enggak pernah saya bisa lupa. Pada menit awal pertama, harusnya Maman Abdurrahman (bek timnas Indonesia di Piala AFF 2010), biarkan itu bola, bola itu akan keluar. Tapi dia biarkan itu, beri kesempatan ke pemain lawan untuk memberikan umpan, di situlah gol pertama," kata Andi di acara Mata Najwa tersebut.

Andi menyebut setahun kemudian dia berjumpa dengan sejumlah orang Malaysia dan menyebut-nyebut soal 'harus pakai cara itu' untuk mengalahkan Timnas Indonesia.


Opini berkembang dengan Maman dikaitkan dengan gol aneh itu. Sehari kemudian Andi dan Maman serta sejumlah pemain lain menggelar konferensi pers untuk mengklarifikasi tudingan kepada Maman.

Kini, Maman dan anggota APPI menemui polisi untuk melanjutkan klarifikasi itu.

"Teman-teman tadi untuk berbicara dan bertukar info dengan tim Satgas (Antimafia Bola). Intinya, ada tiga hal. Yang pertama, tentunya klarifikasi mereka teman-teman yang di AFF 2010 tentang isu yang beredar. Mereka menyampaikan isu yang beredar itu tidak benar semua," kata General Manager APPI, Ponaryo.

Ponaryo mengatakan para pemain membantah soal isu match fixing di final AFF 2010 itu. Semua pendapat dari para pemain juga sudah disampaikan kepada tim Satgas Anti Mafia Bola.


"Semua fakta yang mereka ketahui mereka sampaikan di depan tim Satgas tadi, bahwa tidak benar isu yang beredar di AFF (2010). Itu tidak benar dari sisi pemain. Itu yang mereka sampaikan," ujar Ponaryo.

"Pertanyaan berapa banyak sekali karena sifat ngobrol, saling tukar informasi. Nama yang sudah keluar di media juga ada, nama-nama yang belum keluar juga ada. Itu sudah kita sampaikan ke tim Satgas dan kita sampaikan ke mereka, kita harap segera bisa diungkap. Kami sangat mendukung," ujar pria yang akrab disapa Popon itu.

Pemain yang berposisi sebagai gelandang itu juga mengajak setiap pemain yang memang mengetahui terkait match fixing melapor ke tim Satgas Anti Mafia Bola. Ponaryo bilang Satgas Anti Mafia Bola juga menjamin kerahasiaan dan identitas pemain yang memberikan informasi.

"Kalau mereka (pemain) mau kasih keterangan, bisa langsung hubungi call center Satgas. Jangan khawatir, Satgas menyampaikan kepada kami satu info sangat rahasia itu melindungi pemain dan benar-benar dilindungi. Ditunggu informasinya untuk membongkar mafia bola," ujar Ponaryo.

Di akhir perhelatan Piala AFF 2010 itu, Indonesia gagal menjadi juara. Isu pengaturan skor laga final AFF 2010 itu disebut terjadi pada leg pertama. Indonesia kalah agregat telak 2-4 setelah kandas 0-3 pada leg pertama dari Malaysia.

Satgas Anti Mafia Bola memang tengah menangani kasus pengaturan skor di liga dan Timnas. Saat ini, telah ditangkap empat tersangka yang bermain di Liga 3, yakni anggota Exco PSSI Johar Ling Eng, mantan anggota Komisi Wasit PSSI Priyanto beserta Anik Yuni Artika Sari, dan anggota Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih.

(ibh/fem)

Hide Ads