Dalam penggeledahan di bekas kantor PT. Liga Indonesia, Jumat (1/2/2019), Satgas menemukan dokumen keuangan yang diduga milik Persija. Dokumen itu sudah dalam kondisi hancur. Penggeledahan ini terkait dari penyusuran kasus match fixing di sepakbola Indonesia.
Enam hari setelah penemuan dokumen yang sengaja dihancurkan tersebut, sejumlah petinggi Persija mundur dari jabatann. Direktur Utama Persija Jakarta Gede Widiade, Rafil Wardana (Cheif Operating Officer), disusul lima pengurus lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya silakan Satgas ungkap oknum-oknumnya. Dunia sepakbola akan mengejar itu dan saya bagian untuk mengejar itu. Harus diungkap siapa oknumnya? Siapa pelakunya? Harus diungkap dan harus dihukum. Hukum tak boleh pandang bulu. Jangan hanya orang-orang tertentu," kata Syafruddin di Kantor Kemenpan RB, Jakarta, Jumat (8/2/2019).
Syafruddin juga tak segan-segan bagi siapapun yang terlibat, termasuk Persija harus dihukum.
"Ini kan masalah pidana, hukumnya ranah pidana. Saya akan mendorong itu, saya izinkan, saya mengapresiasi. Silakan hukum, siapapun pelakunya," dia menegaskan.