Lasmi seperti diketahui menjadi sosok yang membuka kasus pengaturan skor di Liga 3. Kasus ini menjerat sejumlah nama antara lain Priyanto, Anik Yuni Artika Sari (Tika), Dwi Irianto alias Mbah Putih, dan Johar Lin Eng.
Dua nama yang disebutkan belakangan merupakan petinggi PSSI, dengan jabatan anggota Komisi Disiplin dan anggota Komite Eksekutif. Sementara Priyanto merupakan anggota Komite Wasit, sedangkan Tika adalah anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kuasa hukum terdakwa Priyanto dan Tika berencana melapor balik mantan manajer Persibara. Kasus ini dinilai bermula karena ada niat pelapor untuk mengamankan pertandingan yang berlanjut dengan suap.
"Kita akan lapor nanti, karena ini ada penyuapan. Kami akan melapor balik Lasmi Indaryani, entah pelaporan resmi atau pengaduan, ini kan sudah terungkap dalam fakta persidangan," ujar kuasa hukum Priyanto dan Tika, Handrianus Handyar Rhaditya, di Pengadilan Negeri (PN) Banjarnegara, Kamis (9/5/2019).
Ia mengatakan, dalam fakta persidangan disebutkan bawah Lasmi Indaryani berkeinginan untuk memenangi setiap pertandingan. Sehingga ada pengawalan dari terdakwa Priyanto, Johar dan Dwi Irianto alias Mbah Putih.
"Hanya satu pertandingan yang gagal, yakni saat melawan Kediri. Karena kebetulan itu pertandingan yang menentukan. Dan disampaikan oleh saksi Dodi itu karena pemainnya yang tidak benar," kata dia.
Handrianus menguatkan pandangannya dengan keterangan saksi Budhi Sarwono, mantan ketua Askab PSSI Banjarnegara. Handrianus menyebutkan dalam persidangan, saksi Budhi ingin Persibara menang agar masyarakat senang.
"Ada keinginan dari pak bupati (Budhi Sarwono) biar masyarakat senang. Katanya bayar tidak apa-apa yang penting menang," ucapnya.
Saat dimintai konfirmasi, Lasmi Indaryani mengaku siap mengahadapi rencana pelaporan balik tersebut. Ia menurutkan tetap akan menuntut keadilan untuk dirinya karena merasa sudah menjadi korban penipuan.
"Jangan kan jadi tersangka, mati pun akan saya hadapi. Saya akan mengahadapi sampai ujung dunia pun, karena saya menuntut keadilan untuk saya. Bahwa saya sudah ditipu," tuturnya.
Menurutnya, penipuan yang dialaminya seperti sudah terencana. Hal ini dilihat saat terdakwa Johar datang, kemudian mengenalkan terdakwa Priyanto, memasukkan Tika serta mengenalkan Mbah Putih.
"Dibilang mereka ini satu grup, bukan hanya penipuan yang tidak direncana. Tetapi yang saya rasakan dari awal pelantikan ayah saya, pak Johar mengenalkan Priyanto, memasukkan Tika hingga mengenalkan Mbah Putih," ujarnya. (raw/mrp)