"Rumah Cemara tetap mengirimkan mix team dengan pemain dari berbagai latar belakang yang berbeda, seperti orang dengan HIV, konsumen NAPZA. Ini yang menjadi dasar dalam memilih pemain," kata Lead Community Service Rumah Cemara, Indra Simorangkir, di Balai Kota Bandung, Selasa (25/6/2019).
"Turnamen tahun ini waktunya lebih cepat sehingga kita melihat ini sangat terbatas untuk melibatkan teman-teman yang berada di jaringan nasional. Jadi, kita fokus membuka kesempatan kepada Kota Bandung, di mana kita mengirimkan 8 orang anggota. Tujuh dari Bandung dan satu lagi dari Soreang (Kabupaten Bandung)," ujar Indra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Rumah Cemara akan terbang lebih awal untuk beradaptasi dengan cuaca.
"Pagi hari ini, tim sedang berada di Jakarta untuk pengurusan visa. Rumah Cemara akan berangkat sekitar tanggal 22 atau 23 Juli. Ini bertujuan untuk adaptasi dengan cuaca dan berbagai hal," katanya.
Indra berharap dengan berpartisipasinya Rumah Cemara pada Homeless World Cup dapat menyebarluaskan semangat yang sejak awal dibangun. Juga, membawa perubahan bagi anggota dan menginspirasi banyak orang.
"Rumah Cemara tetap berpegang teguh pada Indonesia Tanpa Stigma. Di mana setiap orang punya kesampatan untuk berkembang terutama lewat sepakbola," kata dia.
"Hal ini dapat membuka mata orang banyak. Karena, orang yang mempunyai latar belakang yang kurang beruntung dapat mempunyai kesempatan yang sama dan dapat berkontribusi dalam masyarakat, hingga dapat menginspirasi," ujarnya.
Sementara itu, Pemkot Bandung akan terus mendukung kegiatan Rumah Cemara dalam Homeless World Cup.
"Apa yang kita bisa bantu, selama itu bisa kita lakukan, insyaallah kita bandung," ujar Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Baca juga: Meksiko Juara Piala Dunia Tunawisma 2018 |