Tiga anak didik Persebaya itu adalah Tantri Yanto Femas Anggara, Raheem Nugraha Jaya Prayitno, dan Rendi Bayu Iputra Angga. Awalnya ada empat anak bakal dikirim, namun Muhammad Rahmadani tidak jadi berangkat.
Selama dua minggu sejak 28 Juli-11 Agustus, mereka berada di markas latihan City, yang merupakan training centre terbaik di Inggris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dua pekan di sana, para pemain muda asal Surabaya itu mendapat banyak ilmu dari akademi City. Tak cuma soal kemampuan dasar seperti menendang, mengoper, dan menggiring bola saja. Mereka juga belajar bagaimana menerapkan strategi dan cara berkomunikasi di dalam serta luar lapangan.
Untuk melatih kemampuan bahasa bahasa Inggris, keempat anak itu diwajibkan berinteraksi dengan peserta lain dari berbagai negara dalam program bebas di malam hari, serta dilatih bahasa Inggris langsung dari British Study Centres Academy.
Salah satu anak didik, yakni Raheem Nugraha, bercerita dirinya dijuluki 'Raheem Sterling' karena dianggap punya nama nama dan skill yang mirip dengan winger lincah City, Raheem Sterling.
"Awalnya, saya tidak posisi striker (penyerang,red). Lalu pas saya striker, saya berhasil cetak dua gol. Sejak saat itu saya pun dipanggil Raheem Sterling," ujar Raheem dalam keterangan pers kepada detikSport.
"Saya berterima kasih kepada QNET yang telah memberikan pengalaman nyata untuk berlatih sepakbola langsung di Manchester City. Belajar langsung di bawah asuhan sang juara, saya merasa cita-cita saya tidak salah. Sungguh saya semakin bertekad mewujudkan mimpi saya menjadi pemain sepakbola profesional," timpal Yanto Femas Anggara.
Saleh Hanifah selaku Direktur Persebaya Amatir, senang para pemain akademi ini mendapatkan pengalaman latihan sepakbola langsung di Manchester. Ini sejalan dengan misi Persebaya untuk terus berupaya melakukan pembibitan pemain usia muda.
"Program QNET ini sejalan dengan upaya kami dalam melakukan regenerasi pemain. Buat kami, pembinaan pemain sepakbola harus dilakukan dari mulai anak-anak secara terus-menerus. Saya berharap, remaja yang baru pulang dari Manchester City ini dapat menerapkan dan menularkan ilmu mereka kepada teman-temannya yang belum mendapatkan kesempatan berlatih langsung di Manchester, Inggris," papar Hanifah.
![]() |
Sebagai informasi program pelatihan ini sudah terselenggara sejak tahun lalu, ketika QNET mengikutsertakan empat anak akademi dari Jakarta. Mereka berharap para pemain muda ini bisa punya karier lebih baik dengan ilmu yang didapatnya selama dua pekan.
"Bagi kami Manchester City adalah tim juara yang memiliki mental kuat, sportivitas tinggi, dan bekerja keras demi mencetak prestasi. Semangat yang dimiliki tim ini, juga dimiliki oleh kami dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu, kami mengapresiasi anak-anak yang memiliki persamaan dengan QNET dan Manchester City, yaitu mereka yang memiliki mimpi besar, bertekad keras mewujudkannya, serta menunjukkan persistensinya," demikian General Manager QNET Indonesia, Ganang Rindarko.
(mrp/nds)