Di Stadion Brawijaya, Kediri, Senin (2/9/2019), Persik memetik kemenangan 2-0 atas PSIM di lanjutan Liga 2. Kerusuhan terjadi setelah Macan Putih menumbangkan Laskar Mataram, Brajamusti menyesalkan hal itu.
Presiden Brajamusti, Muslich Burhanudin mengatakan, bahwa sejak awal ribuan suporter PSIM sama sekali tak ada niat untuk berbuat ulah di Kediri. Mereka murni datang untuk mendukung tim kebanggaannya ketika melawan Persik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan pasca kejadian itu, kami sudah jajaran sudah menghadap Wali Kota Kediri kemarin, Rabu (4/9)," imbuh Burhanudin.
Tak hanya menghadap Wali Kota Kediri, dalam pertemuan tersebut turut dihadiri oleh perwakilan manajemen, serta supporter dari kedua belah pihak tim. Menurutnya, dari hasil pertemuan itu seluruh pihak sudah sepakat untuk berdamai.
"Pertemuan kemarin membahas terkait kerugian material, seperti kendarakan yang rusak. Itu semua akan diselesaikan secara kekeluargaan antarinstansi Pemerintah Kota," katanya.
Kericuhan berawal saat oknum suporter PSIM diduga melempar botol air mineral ke tribun suporter Persik. Kerusuhan pecah hingga merembet ke luar stadion.
Alhasil, sebanyak 53 oknum suporter PSIM Yogyakarta diamankan karena dugaan perusakan barang di Taman Tirtayasa Park, perusakan terhadap 231 unit motor, dan 5 mobil. Selain itu, para oknum suporter ini juga membawa minuman keras, belasan senjata tajam berupa pedang dan samurai, 10 bom molotov, serta melakukan pencurian barang berupa karburator sepeda motor, kaca spion, kamera cctv, dan seekor kelinci.
"Dari 1.400 suporter PSIM, 53 orang ini merupakan suporter yang diduga kuat melakukan kejahatan, mulai dari pencurian, pengrusakan barang dan pengeroyokan. Namun kami masih melakukan penyelidikan," ucap Kapolresta Kediri AKBP Anthon Haryadi, Selasa (3/9/2019).
Beruntungnya ricuh suporter tersebut tidak menelan korban jiwa. Dari data yang berhasil dihimpun sebanyak 26 korban mengalami luka dari kedua belah pihak serta 3 petugas kepolisian yang di antaranya termasuk Kasat Reskrim Polresta Kediri AKP Hanif Fatih yang terluka pada bagian perutnya karena hantaman batu.
(cas/ran)