Benny Erwin: Pengusaha Properti ke Persija, Kini Calon Ketum PSSI

Benny Erwin: Pengusaha Properti ke Persija, Kini Calon Ketum PSSI

Mercy Raya - Sepakbola
Senin, 21 Okt 2019 16:00 WIB
Benny Erwin, calon ketua umum PSSI (Agung Pambudhy/detikSport)
Jakarta - Benny Erwin bukan sosok baru di sepakbola. Dia pernah mengurusi Persija Jakarta, juga manajer tim PON DKI Jakarta, yang seorang pengusaha properti.

Komite Pemilihan (KP) PSSI telah menetapkan 11 calon sementara Ketua Umum periode 2019-2023. Tiga tambahan dari sebelumnya diputuskan delapan calon saja dinyatakan lolos banding sehingga jumlahnya kembali seperti semula. Benny, menjadi calon yang lolos verifikasi pertama kali oleh KP.

Dibandingkan dengan nama-nama calon lainnya yang lolos, Benny bukan orang baru. Sejak kecil, dia sudah akrab dengan sepakbola.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain pernah menjadi pemain, dia juga sempat menjadi pengurus sebuah klub dengan berbagai posisi jabatan.


"Seperti yang saya bilang tadi, waktu kecil orang tua saya sudah bertanya, saat itu saya kelas tiga SMP dan ada ujian, serta ada seleksi PSSI pelajar ke Korea, tahun 1979. Ujian saya tinggalkan. Jadi, cita-cita saya dari kecil itu tidak seperti anak biasanya ingin menjadi insinyur atau apa. Tapi, menjadi pemain bola atau pengurus bola," katanya.

Mimpi itu diwujudkan bersama Persija Pusat. Sejak 1999 sampai 2001 dia sudah didapuk menjadi wakil bendahara umum Persija Pusat. Kemudian tahun berikutnya dia didapuk menjadi PON DKI Jakarta dengan di waktu yang sama dia sukses mengantarkan tim PON DKI merebut posisi ketiga.

2001 dia mendapat dua tugas sekaligus, selain menjadi bendahara dia juga menjadi asisten manajer Persija Pusat dan lagi-lagi sukses mengantarkan timnya menjadi juara Divisi Utama PSSI. Termasuk saat menjadi manajer Suratin Cup Persija Pusat setelah sukses menjadi runner up.

2002, pria asal Banjarmasin itu kemudian membeli klun Indocement Trisakti I PSSI, dan menjadi pemiliki klub Trisakti Divisi III PSSI pada tahun berikutnya.

Kariernya semakin naik setelah menjadi Sekretaris Umum Persija Pusat selama setahun sejak 2008 dan pada tahun berikutnya dia menjadi Direktur Utama Persija Jaya Jakarta 2009-2011.

Pada 2011, pria kelahiran 6 Juli 1963 itu, kemudian didapuk menjadi Direktur operasional PT Persija Jaya Jakarta sampai kurang lebih empat tahun.

Sebelum kemudian, pada 2018 dia menjadi Exco PSSI DKI Jakarta sampai 2022. Sementara tahun ini, dia menjadi manajer PON DKI Jakarta di Papua.



Namun, di antara kariernya berorganisasi bidang sepakbola, Benny juga ternyata punya latar belakang sebagai pengusaha.

Dia merupakan pemilik dari PT Indo Buana Jaya Pratama yang bergerak bidang konsultan manajemen bisnis properti dan industri sejak 1993 sampai kini.

Pengalamannya yang berlimpah itu pula yang membuat Benny semakin yakin. Apalagi dia mencalonkan diri di tiga posisi jabatan, yakni Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Komite Eksekutif PSSI.

"Makanya kalau saya ditaruh di Exco atau PSSI itu sudah tutup mata dong. Ya, enggak kagok lah. Saya sudah di Persija hampir 20 tahun, Jabatan Direktur sudah dua kali, Sekum (Sekretaris Umum ) juga sudah, ya kalau di Komite Eksekutif ya tutup mata lah," kata Benny saat berbincang dengan detikSport, di kawasan Kuningan, beberapa waktu lalu.

Tekad Benny juga semakin kuat meski lawan-lawan yang dihadapi cukup berat. Dari mulai La Nyalla Mattalitti hingga Iwan Bule (Mochamad Iriawan).

"Kami tak nge-down. Kami lihat Bapak Nyalla waktu dia menang jadi ketum, kemudian PSSI dibekukan. Artinya sepak terjang dia di bola belum ada. Tetapi dia di Jatim, Persebaya, Asprov, apapun dia menguasai. Kalau lainnya saya tak tahu. Saya tahunya dia sudah menyalonkan. Saya tak tahu (beliau) aktifnya di mana. Kalau saya kan ada CV lengkap di Persija," dia menjelaskan.

"Ya, saya akan lihat, saya tahu dia, dia orang bola dan bukan orang yang baru. Kami juga kaget Bapak Nyala maju. bagaimana pun dia senior kita," ujarnya.

"Calon lainnya (pesaing) Bapak Iwan Bule tapi saya tak tahu apakah dia pernah mengurus bola. Kalau saya mengurus bola orang tahu. Yang ngurus bola yang saya tahu La Nyalla dan Bapak Rahim (Soekasah). Kalau Bapak Rahim sudah mengurus bola dari zaman dulu, zaman Pelita Jaya, saya akui itu," katanya.

(mcy/fem)

Hide Ads