Terkait kerusuhan yang terjadi di laga kompetisi Liga 2, antara PSIM vs Persis di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, pada 21 Oktober 2019, BOPI melalui siaran persnya, bersikap sebagai berikut:
1. BOPI menyesalkan masih terjadinya yel-yel dan nyanyian berbau rasisme dalam pertandingan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
3. BOPI menyesalkan kurang sigapnya operator kompetisi dan Panpel pertandingan mengantisipasi kejadian tersebut mengingat potensi kerusuhan sudah ramai dibicarakan sejak beberapa waktu sebelumnya.
4. BOPI meminta ketegasan pihak operator kompetisi untuk menjatuhkan sanksi bagi pihak-pihak yang bertanggungjawab, dan kepada pihak federasi untuk menjatuhkan sanksi tegas kepada pihak pelaku pelanggaran peraturan dan hukum sepakbola profesional.
5. BOPI menuntut jaminan dari operator kompetisi bahwa insiden serupa tak akan terulang di sisa musim kompetisi, mengingat tensi kompetisi sepakbola nasional diperkirakan semakin meninggi menjelang berakhirnya kompetisi Liga 1 dan babak 8 besar Liga 2.
6. BOPI memperingatkan semua yang terlibat di kompetisi sepakbola profesional Indonesia untuk tetap menjaga suasana aman, nyaman, menghibur dan profesional di sisa musim ini. Kompetisi sepakbola profesional harus menjadi alat pemersatu bangsa, bukan sebaliknya menjadi ajang perseteruan fisik dan bertindak anarkis antara satu sama lain.
Kericuhan di Liga 2 bukan cuma terjadi di laga PSIM vs Persis. Di saat yang bersamaan ada kericuhan di laga Perserang vs Cilegon United.
(ran/cas)