Arif adalah CEO dari Nine Sport Inc, yang memiliki andil membawa tim-tim sepakbola Eropa ke Indonesia. Ada Chelsea, Juventus, AS Roma, Espanyol sampai Timnas Belanda berhasil didatangkan ke Indonesia.
Ide itu didapatkan pria berusia 39 tahun tersebut saat Piala Dunia 2006 karena mampu menyentuh pasar dari kalangan atas sampai bawah. Setahun berselang, dia menjajaki kerja sama dengan Valencia, namun memilih menyerah karena kondisi PSSI kala itu sedang tidak bagus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demam Piala Dunia 2010 kembali membangkitkan gairahnya. Selepas pesta sepakbola terbesar di dunia itu, dia berusaha meyakinkan Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) untuk bekerja sama, terlebih Spanyol statusnya juara dunia 2010. Tapi, usahanya kembali gagal saat ingin berhubungan dengan PSSI karena terpecah dua.
Pada 2012, Arif mengubah rencananya, dari Spanyol ke Belanda. Pendekatannya ke Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) berjalan mulus. Dia merasa hal itu tak lepas dari sejarah Indonesia-Belanda.
Belanda tertarik bekerja sama dengan Arif bukan sekadar perkara uang, tapi juga mau memajukan sepakbola Indonesia. Hal ini menurut Arif berbeda saat penjajakan ke RFEF yang melulu bicara uang.
Singkatnya, pengalaman bisnis di dunia sepakbola membuatnya terpanggil untuk mendaftar sebagai bakal calon Ketua Umum PSSI pada 2016. Langkahnya tak mulus karena gagal lolos verifikasi, yang mengharuskan aktif di lingkungan PSSI selama lima tahun.
Arif kembali mencoba maju di pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2019-2023. Dia lolos verifikasi dan siap bertarung di kongres 2 November.
"Saya itu bukan orang yang cinta sepakbola terus kerja di sepakbola. Saya itu kalau olahraga pertama yang disuka adalah basket. Kebetulan karena saya kuliah di advertising dan waktu zaman saya kuliah buku advertising di indonesia sangat sedikit, saya malah baca buku marketing," kata Arif dalam bincang-bincangnya dengan detikSport di kawasan SCBD, Jakarta.
"Nah, saya lihat pasar sepakbola di Indonesia besar. Bahkan selain dengan korupsi, macet dll. Indonesia bisa nomor satu di dunia. Itu dilihat dari populasi kita nomor empat di dunia, yang populasi terbesar di posisi satu, dua, dan tiga tidak suka sepakbola. Sepakbola juga bisa menyelamatkan harkat dan martabat anak Indonesia," dia menambahkan.
Arif menilai masalah sepakbola di Indonesia bukan melulu soal PSSI. Justru klub-klub di Indonesia juga bermasalah karena manajemennya buruk.
"Sepakbola ini bukan masalah PSSI pusat. Klub juga bukan bicara Liga 1, ada Liga 2 dan Liga 3. Klub Liga 1 pun saya lihat tidak semua manajemennya tahu bagaimana managerial sepakbola modern," Arif mengungkapkan.
"Mereka masih belum paham terkait sport marketing, paling dasar lagi terkait fifa club licensing. Kalau masalah dasarnya saja belum dipenuhi, jangan jauh-jauh bicara prestasi," Arif menegaskan.
Baca juga: Bursa Caketum PSSI: Wawancara Aven S Hinelo |
(ran/fem)