Iwan terpilih sebagai Ketua Umum PSSI 2019-2023 lewat Kongres Luar Baisa (KLB) Pemilihan PSSI di Jakarta pada 2 November tahun ini. Dia mengantongi kemenangan telak dengan 83 suara dari 86 voter.
Satu pemilik suara yang tak memberikan pilihannya kepada Iwan Bule, Persis Solo, menuding Iwan Bule ditunggangi oleh orang-orang yang justru berniat melanggengkan pengaturan skor di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya, dengan saya masuk ke Ketua Umum PSSI, ini sebuah pertaruhan, artinya sebuah pertaruhan nama saya. Makanya, saya harus baik. Saya enggak bisa kerja sendiri, harus ada yang membantu saya. Dalam rapat exco pertama, saya katakan mari kita bangkit untuk menuju PSSI yang dibanggakan dan menapak menuju sepakbola yang diinginkan. Step by step lewat SEA Games dulu, kemudian Asia. Orang boleh mengatakan itu mimpi, ya punya mimpi punya perencanaan.
"Kami akan berupaya maksimal, kasarnya, kami akan mewakafkan yang kami punya kepada negaradi di bidang sepakbola, karena sekali lagi, saya sudah diberi oleh negara penghargaan, bintang tiga, Kapolda tiga kali, Plt Gubernur, saatnya saya kembalikan ke kepada negara," kata pria asal Jakarta itu.
Masyarakat juga pesimistis Iwan Bule bisa membuat perubahan besar di PSSI karena dinilai asing dengan sepakbola Indonesia. Dia dinilai akan seperti ketua umum PSSI yang sudah-sudah; menambah daftar panjang jendral dan sekadar menjadi pajangan.
"Semenjak Pak Edy (Rahmayadi) mulai kelihatannya sudah menuju Gubernur, banyak komponen sepakbola datang ke kami,"Ayo, Pak maju,". Saya bilang,"Enggak masih ada pak Edy. Akhirnya, beliau mengundurkan diri. Itu semakin banyak lagi yang datang kepada saya," ujar Iwan yang mengaku jebolan akademi Persib junior itu.
"Sebagai insan beragama, saya bermunajat meminta kepada Yang Maha Kuasa Allah SWT dan meminta izin kepada ibu saya dan keluarga. Setelah mendapatkan restu saya baru iyakan. Enggak ada lobi lobi untuk mendapatkan suara, saya nothing to loose," ujar Iwan yang juga sekretaris utama Lemhanas itu.
(fem/din)