Timnas Indonesia melaju ke Piala Asia usai hasil imbang 1-1 dengan Korea Selatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (10/11/2019). Skuat Garuda Muda melaju ke Uzbekistan sebagai juara grup.
Seiring usainya Kualifikasi Piala Asia U-19 itu, kebersamaan Fakhri dan Timans juga turut berakhir. PSSI menyebut kontrak dengan Fakhri sudah habis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rochy, yang pernah bermain bersama Fakhri di Timnas 1997, menilai ada penyebab lain hingga Fakhri dan Timnas U-19 pisah jalan. Dia mengaitkannya dengan penunjukkan Fakhri sebagai pelatih Timnas U-19 yang bermula dari desakan warganet.
"Soal mundurnya Fakhri, saya yakin ada yang enggak beres di kepengurusan PSSI sebelumnya. Karena saya sangat kenal dia, bahkan saya pernah ribut sama dia," ujar Rochy saat ditemui di Lapangan Pusdikjas Kota Cimahi, Kamis (14/11/2019).
"Enggak mungkin alasan dia mundur hanya karena statusnya sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Kalau karena alasan itu, dia enggak akan terima kerjaan sejak awal. Dan desakan dia harus balik ke Timnas pun sebenarnya karena ada desakan netizen," ujar pria yang kerap tampil nyentrik itu.
Rochy juga mengaitkan keputusan melepas Fakhri itu dengan tradisi PSSI yangn mengganti pelatih Timnas senior maupun junior, saat kondisi tim justru sedang bagus.
"Tren federasi sepakbola Indonesia itu ketika pelatih sedang bagus-bagusnya lalu dicoret. Itu merusak mental pemain. Pekerjaan besar buat kepengurusan PSSI yang baru," kata dia.
Saat disinggung kemungkinan dirinya menggantikan posisi Fakhri sebagai nakhoda Timnas U-19, Rochy mengaku hal itu tak bakal terealisasi.
"Saya lebih berminat melatih Timnas perempuan ketimbang Timnas laki-laki," kata dia.
(fem/fem)