Wajib Militer Jadi Momok Perkembangan Sepakbola Singapura

Laporan dari Manila

Wajib Militer Jadi Momok Perkembangan Sepakbola Singapura

Randy Prasatya - Sepakbola
Kamis, 28 Nov 2019 12:39 WIB
Singapura sulit mengembangkan sepakbola. (Grandyos Zafna/detikSport)
Manila - Singapura sedang dalam situasi yang sulit dalam membangun kekuatan sepakbola untuk tim nasional. The Lions terbentur wajib militer.

Singapura dalam beberapa tahun terakhir tak lagi bertaring di Asia Tenggara. Prestasi paling oke negara tersebut di sepakbola adalah juara Piala AFF 2012.

Di ajang SEA Games saja, Singapura melempem. Dari dua edisi terakhir gagal lolos dari fase grup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak ada lagi striker garang seperti Noh Alam Shah yang dimiliki Singapura kini. Bibit-bibit muda yang mulai mekar justru banyak mati saat di usia 18 tahun.


Salah satu penyebabnya adalah wajib militer yang diterapkan negara tersebut. Tak ada lagi tawar-menawar untuk anak-anak muda yang ingin mengukir prestasi. Jika usianya sudah 18 tahun maka mereka pun harus menjalani wajib militer.

"Orang mungkin tidak mengerti kondisi negara saya. Negara saya terhambat dengan development pemain. Soalnya, kami ada wajib militer," kata asisten pelatih Singapura, Alam Shah, di Manila.

"Itu suatu hal yang tidak bisa kami jelaskan kepada negara-negara lain. Soalnya, ketika kami sampai di usia 18 tahun atau 19 tahun, sudah mau bagus, diambil militer dua tahun dan balik lagi menjadi nol," dia menambahkan.

Kejadian wajib militer ini paling segar di ingatan menimpa Ben Davis. Pemuda kelahiran 24 November 2000 itu dapat beasiswa di akademi Fulham pada 2017.

Saat usia 18 tahun, Ben Davis harus ikut wajib militer. Alih-alih mengikuti aturan negara Singapura, dia malah menolak dan meninggalkan negaranya itu.

Sang ayah sudah coba untuk bernegosiasi dengan pemerintah Singapura, tapi tak dapat penundaan waktu untuk wajib militer. Alhasil, Ben Davis kini membela Timnas Thailand di kelompok U-23 dan melepaskan kostum Singapura U-16 dan U-19.

Ben Davis sempat masuk seleksi Timnas Thailand untuk perhelatan SEA Games 2019 Filipina. Nasib belum berpihak kepadanya setelah pelatih Akira Nishino tak membawanya.

Menurut Channel News Asia, Ben Davis kini tak bisa lagi menginjakkan kaki di Singapura. Jika coba-coba masuk, maka dia bakal didenda dan terburuknya dipenjara.

"Negara saya kalau A, ya A. Tidak ada kelonggaran seperti negara lain. Itu kelemahan Singapura. Makanya di timnas kami bisa lihat perbedaan, tapi di kelompok umur pasti selalu ada masalah seperti sekolah dan militer," sambungnya.

"Itu yang sangat saya sayang tidak didukung pemerintah Singapura. Soalnya, negara diutamakan lebih dari olahraga. Berbeda seperti Indonesia," mantan pemain Arema FC itu mengeluhkan.

Jeffrey lightfoot, 24 tahun, juga menjadi salah satu pesepakbola Singapura yang kariernya mati karena terpaksa ikut wajib militer. Padahal, dia dulu menjadi kapten tim muda timnas Singapura di ajang Lion City Cup.



Simak Video "Video: Peserta Euro 2025 Wanita Mengheningkan Cipta untuk Diogo"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads