Ratu Tisha Destria telah meninggalkan jabatannya sebagai Sekjen PSSI, Senin (13/4/2020). Selama berkiprah di posisi itu, ada beragam hal yang telah ia lakukan.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia menjadi salah satu program prioritas PSSI era Sekjen Ratu Tisha. Dimulai dari pengembangan skill wasit yang dimulai sejak 2017.
Lewat Pelatihan Wasit Premier Skills, program tersebut rutin digelar setiap tahunnya. Ada pula program workshop wasit yang sebagaimana yang dilakukan pada 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain wasit, pelatih juga mendapat perhatian. PSSI era Tisha pun menggelar kursus lisensi pelatih lisensi AFC Pro yang diikuti 22 orang pada awal 2020.
Itu untuk yang level atas. Masih ada lagi 96 pelatih yang menjalani modul Lisensi B PSSI pada waktu yang bersamaan.
Kompetisi Elite Pro Academy (EPA) yang merupakan wadah pesepakbola muda juga mulai digulirkan sejak 2018. Ada tiga level kelompok usia yakni U-16, U-18, dan U-20.
Baca juga: PSSI Kirim 24 Pemain ke Inggris |
Banyak pemain-pemain Timnas Indonesia kelompok usia yang lahir dari tiga kompetisi itu. Pelatih Timnas Indonesia pun tak perlu lagi kesulitan mencari bibit-bibit muda dari penjuru Nusantara.
Jangan lupa juga dengan Liga 1 Putri yang mulai digulirkan sejak 2019. Sebelumnya pesepakbola wanita Indonesia hanya bisa bertanding di ajang-ajang turnamen seperti Srikandi Cup dan sebagainya.
Liga 1 Putri adalah terobosan yang sangat berharga di tengah kosong kompetisi sepakbola wanita. Tanpa kompetisi, mustahil sepakbola wanita Indonesia bisa berkembang di pentas internasional.
Dengan latar belakangnya sebagai lulusan FIFA Master, Tisha bisa dengan mudah berkomunikasi dengan federasi sepakbola dunia. Salah satu buktinya adalah terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
Berbagai kinerja positif wanita asal Bandung itu membuat AFF dan AFC melihat potensinya. Dua federasi sepakbola ASEAN dan Asia itu memberi jabatan buat lulusan ITB Bandung.
AFF menunjuknya menjadi Wakil Presiden pada 22 Juni 2019. Tak lama berselang, AFC juga memberikan Tisha amanah untuk menjadi anggota Komite Kompetisi.
Semua itu didapatkan Tisha dalam masa jabatannya yang kurang dari tiga tahun bersama PSSI. Ia pertama kali ditunjuk menjadi Sekjen pada 17 Juli 2017 untuk menggantikan posisi Ade Wellington. Wajar jika kini ia meninggalkan posisinya dengan langkah berat.
"Hati saya, kalau dibelah, isinya hanya sepakbola. I have loved you for a thousand years, and I will love you for a thousand more. Because we love football," ucapnya dalam kalimat perpisahan.
Baca juga: Ratu Tisha Mundur dari Kursi Sekjen PSSI |
(krs/cas)