Madura United jadi satu dari lima klub Shopee Liga 1 2020 yang minta kompetisi dihentikan. Jika pada akhirnya dilanjutkan, mereka memilih tak ambil bagian.
Direktur Madura United, Haruna Soemitro, menyebut ada banyak resiko jika kompetisi dihentikan. Resiko itu disebutnya lebih besar ketimbang memilih penyetopan liga.
Baginya keselamatan dan kesehatan adalah yang paling utama. Ia menolak dengan istilah berdamai dengan corona.
"Kalau kompetisi dimulai lagi di tengah ketidakpastian kontrol penyebaran COVID-19 ini, resiko kontrol terhadap orang dengan mobilitas masing-masing akan lebih mengancam kesehatan dan keselamatan orang," kata Haruna kepada wartawan.
"Jika berhenti resikonya terfokus pada bagaimana klub tidak mendapatkan gugatan dari beberapa pihak (pemain, pelatih dll). Tapi klub tidak memfasilitasi kegiatan yang beresiko terhadap penularan COVID-19," ujarnya.
"Jika terjadi resiko, maka exit plannya akan lebih sulit dan rumit karena statusnya kompetisi sudah on," katanya lagi.
Sedari awal, Madura United, melalui pernyataan Haruna, memang menentang wacana kompetisi dilanjutkan. Menurutnya adalah hal yang lebih penting dari sepakbola, yakni kehidupan.
Ia pun memastikan Laskar Sape Kerrab untuk tak ambil bagian andai PSSI memilih melanjutkan kompetisi. Sejauh ini belum ada keputusan terkait hal itu.
PSSI sedang sibuk mencari referensi pendapat dari banyak pihak sebelum mengambil keputusan. Mulai dari pelatih, pemain, dan yang teranyar dan sedang berlangsung saat ini adalah klub.
"Madura pasti tidak akan ikut kompetisi dengan title bersahabat dengan COVID-19, tentu dengan segala resikonya. Karena keselamatan dan kesehatan orang yang utama," tutur pria yang juga anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI itu.
"Sepemahaman saya, sepakbola itu bukan kebutuhan primer orang, kebutuhan tersier saja bukan. Saat ini ada yang lebih primer yaitu kesehatan dan keselamatan," ucapnya mengakhiri.
(aff/mrp)