Tim medis PSSI bakal melibatkan dokter klub Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 dalam menetapkan keselamatan COVID-19. Dokter klub nantinya diberikan sertifikasi.
PSSI ingin menyamakan persepsi dengan semua pihak yang terlibat di kompetisi tentang standar keselamatan COVID-19. Caranya dengan mengajak rapat dan diskusi, lalu para dokter klub diberikan sertifikasi tanda telah memahami standar yang dirumuskan PSSI.
Langkah awal yang sudah ditempuh PSSI adalah menyusun pedoman keselamatan COVID-19. Sudah dua pedoman yang rampung yakni panduan kompetisi dan klub. Masih ada tiga pedoman lagi yang disusun dan nantinya akan disatukan menjadi satu dalam bentuk buku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah hampir 4-5 kali rapat dengan Kemenkes, membuat panduan ini. Jadi setelah ini semua akan sosialisasikan dengan dokter-dokter semua klub Liga 1 dan Liga 2," kata Ketua Tim Medis PSSI, Syarif Alwi kepada detikSport.
"Kemudian dokter yang senang sepakbola juga bisa gabung. Nanti kami kasih workshop dan virtual meeting. Kami harapkan kawan-kawan teman sejawat dokter-dokter, setelah ikut ini jadi paham menjalankan latihan pertandingan pada saat new normal COVID-19," ujarnya menambahkan.
"Nanti akan dikeluarkan sertifikat dan ditandatangani Kemenkes serta PSSI. Nanti dokter yang sudah mengikuti semacam workshop ini mereka dianggap bisa menjalankan dan bertindak sebagai dokter tim pada masa COVID-19 ini. Supaya tidak salah melangkah," katanya lagi.
Tim medis PSSI saat ini masih menunggu kabar dari kepastian kompetisi. Mulai dari format kompetisi hingga lokasi penyelenggaraan.
Karena setiap keputusan yang diambil nantinya bisa sangat berpengaruh terhadap kerja tim medis. Penanganan kompetisi di satu wilayah misalnya akan berbeda dibanding kompetisi digelar di banyak tempat.
Sejauh ini rencana PSSI terhadap kompetisi adalah digelar di Pulau Jawa. Namun itu masih sekedar usulan, bukan keputusan resmi yang sudah diambil.
"Klub kan sudah punya dokter masing-masing, nah nanti mereka akan ikut semacam workshop dan virtual meeting dan diberi sertifikat. Itu untuk menyamakan persepsi bekerja saat kompetisi bagaimana," tutur pria asal Maluku itu.
"Kan formatnya belum tahu nih, fokus di 1 daerah atau bagaimana. Kami akan diskusi cara back-up dan menjaga hotel bagaimana. Bagaimana mengatur keluar-masuk pemain dalam 1 hotel," ucapnya.
"Apakah hotel itu hanya diisi pemain atau ada tamu lain, kalau ada tamu lain bagaimana caranya. Jadi sangat detail. kita berpikir kesehatan di atas segalanya," katanya lagi.
(krs/nds)