Pandemi Corona, Polisi Diminta Tak Beri Izin Liga 1 dan Liga 2

Pandemi Corona, Polisi Diminta Tak Beri Izin Liga 1 dan Liga 2

Yudha Maulana - Sepakbola
Kamis, 24 Sep 2020 15:25 WIB
Neta S. Pane
Neta S Pane, dari Indonesia Police Watch, mendesak polisi tak keluarkan izin Shopee Liga 1 dan Liga 2. ( Foto: detikcom/Ari Saputra)
Bandung -

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengimbau agar Polri tak menerbitkan izin pelaksanaan pertandingan Shopee Liga 1 dan Liga 2.

Alasannya, saat ini angka kasus baru COVID-19 masih tinggi, sehingga dikhawatirkan munculnya klaster baru.

"Selain itu dilarangnya Liga 1 dan 2 pada awal Oktober ini, sama artinya Polri akan menyelamatkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia pada pertengahan 2021 mendatang," ujar Neta dalam keterangannya kepada detikcom, Kamis (24/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, Shopee Liga 1 akan diputar kembali pada awal Oktober dengan dipusatkan di Pulau Jawa. Begitu pun dengan Liga 2 yang menerapkan sistem home tournament dan digelar di Medan, Riau, Lampung dan Cilacap pada 17 Oktober mendatang.

"Jika, LIB tetap menggelar Liga 1 yang dipusatkan di Jogja bagi enam klub di luar Jawa, seperti Persiraja Banda Aceh, Barito Putra, Borneo FC, Bali United, PSM Makassar dan Persipura Jayapura, dikhawatirkan akan melahirkan klaster baru pandemi COVID-19," kata Neta.

ADVERTISEMENT

"Ada dua alasan, kenapa Polri jangan memberi izin. Pertama, instruksi Presiden Jokowi yang menegaskan, masalah kesehatan dan kemanusian lebih diutamakan, ketimbang masalah ekonomi. Kedua, maklumat Kapolri Jenderal Idham Aziz tentang semboyan 'Salus Populi Suprema Lex Esto' yaitu Keselamatan Rakyat Merupakan Hukum Tertinggi"," ujar Neta.

"Jika Liga 1 dan 2 tetap digelar dikhawatirkan akan banyak melahirkan klaster baru. Tentunya ini bertolak belakang pada sikap semua kepala daerah, yang sudah memberi instruksi kepada bawahannya, untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat."

"Jika, LIB dan PSSI tetap bandel menggelar kompetisi, dan melahirkan klaster-klaster baru penyebaran Covid-19 di Jogjakarta dan sekitarnya," katanya.

Ia menilai, jika COVID-19 masih merajalela, bisa jadi otoritas sepakbola dunia FIFA akan mempertimbangkan kembali kepantasan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021 nanti.

"Artinya, jika Liga 1 dan 2 tetap digulirkan. Siapa yang menjamin protokol Covid-19 dijalankan oleh masing-masing penyelenggara? Siapa yang menjamin, suporter tidak datang ke sekitar stadion? Siapa yang menjamin, jika pemain dan ofisial klub yang datang dari luar Jogja, tidak membawa virus Covid-19? Indikasi klaster-klaster baru di kota besar, semakin mewabah sudah terlihat," katanya.

Ia menilai, Shopee Liga 1 dan Liga 2 sangat berpotensi menimbulkan pandemi. Sebabnya, kedisiplinan masyarakat sepakbola Indonesia cenderung sulit diatur dan tidak disiplin.

"Jika, Liga 1 dan 2 tetap digulirkan, dan klaster COVID-19 semakin meningkat, khususnya di kota Jogjakarta. Bukan mustahil FIFA akan menunda atau membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sebab FIFA menilai PSSI dan Pemerintah dianggap lengah dan tidak peduli dengan pandemik COVID-19. Bukan mustahil pula ke 23 negara yang lolos ke Piala Dunia U-20 tahun 2021 akan menolak bermain di Indonesia. Sebab Pemerintah Indonesia dinilai tidak mampu menurunkan penyebaran virus pandemik. Apalagi sampai hari ini, tingkat kematian bertambah," ujarnya.

"Kenaikan yang terkena COVID-19 di Indonesia juga semakin besar. Saat ini saja, 59 negara telah "melockdown" Indonesia karena melonjaknya angka COVID-19 dan penyebaran virus seakan tidak bisa dikendalikan. Jadi, lebih baik Polri melakukan pencegahan untuk tidak memberi izin kepada Liga 1 dan 2. Tujuannya agar Piala Dunia U-20 bisa diselamatkan dan berlangsung di Indonesia yang diikuti 23 negara. Daripada, dibatalkan FIFA, karena pemerintah Indonesia, tak mampu mengendalikan pandemi," kata dia lagi.

(yum/cas)

Hide Ads