Suporter PSIM Bentrok Lawan Aparat
Selasa, 14 Feb 2006 20:37 WIB
Yogyakarta - Suporter PSIM Yogyakarta terlibat bentrokan melawan aparat kepolisian seusai tim kesayangannya bertanding melawan Arema Malang di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Selasa (14/2/2006). Akibat bentrokan ini Ary (25), salah seorang pengurus "Brajamusti" -- wadah organisasi suporter PSIM -- mengalami luka karena terkena pukulan dan pentungan dari aparat.Keributan itu bermula setelah wasit Erwin Winter dari Jakarta Timur meniup peluit panjang tanda pertandingan usai. Karena timnya kalah 0-1, suporter tuan rumah sempat meluapkan kekecewaannya dengan melempari tenda besi tempat pengawas pertandingan dengan botol-botol minuman mineral. Saat itu wasit menuju ke meja pengawas pertandingan, puluhan suporter yang berada di atas tribun langsung melakukan pelemparan sambil memaki-maki wasit. Beruntung Erwin berhasil diselamatkan dua orang petugas keamanan yang langsung mengawalnya masuk ke salah ruangan di stadion. Namun dua orang asisten wasit, yakni Iman Poniman dan Udin Sumarsah, yang datang belakangan langsung mendapat lemparan botol air minum serta pukulan dari beberapa orang suporter.Udin Sumarsah yang hendak menuju meja panpel menyerahkan botol dan batu serta melaporkan aksi pelemparan dirinya. Namun saat membawa batu itu, Udin sempat dicegat beberapa orang suporter hingga terjadi saling tarik-menarik. Udin sempat menerima pukulan di pipi dan tangannya. Sedangkan Iman Poniman yang sudah berada di meja pengawas terjatuh di pojok meja setelah didorong oleh suporter yang marah. Namun keduanya berhasil diselamatkan aparat keamanan.Meski sempat diredam oleh beberapa ofisial, bentrokan antara pengurus suporter dengan aparat keamanan tak dapat terelakkan. Puluhan petugas bersenjatakan pentungan kayu sempat mengejar beberapa orang suporter hingga ke tengah lapangan.Sial bagi Ary. Warga Kricak Tegalrejo yang juga salah pengurus Brajamusti ini berusaha meredam kekecewaan para suporter dan menenangkan mereka khususnya yang berada di tribun VIP.Namun entah bagaimana, Ary yang semula hendak menenangkan massa justru ditelikung dari belakang oleh beberapa orang petugas. Saat itu pula ia langsung diberi bogem mentah, pukulan rotan dan tendangan petugas. Akibatnya dia menderita luka di pipi kanan di bawah mata hingga berdarah serta kepalanya benjol-benjol. "Saya sudah sudah berteriak kalau saya ini anggota keamanan Brajamusti, tapi tetap saja dipukuli petugas," katanya. (a2s/)