Kementerian Pemuda dan Olahraga merilis 5 hal yang tak boleh dilakukan suporter saat Piala Menpora 2021. Apa saja?
Turnamen pramusim Piala Menpora 2021 akan mulai digelar 20 Maret. Pemerintah melalui Kemenpora mengimbau suporter sepakbola untuk patuh mennonton di rumah saja.
Hal itu bertujuan untuk menekan penyebaran COVID-19 dan tidak memunculkan kluster baru. Terlebih kegiatan ini juga menjadi bahan evaluasi Kepolisian untuk memberikan izin keramaian pada lingkup kompetisi yang lebih besar yaitu Shopee Liga 1 dan Liga 2 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat turnamen pramusim ini digelar. Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto membeberkan poin-poinnya.
Pertama suporter tidak boleh ke atau masuk stadion.
"Tapi suporter jangan keliru ya, jangan salah persepsi (misalnya) 'lo ternyata di televisi ada penonton'. Mohon dipahami penonton di sana (di dalam stadion) bukan penonton yang mereka membeli tiket. Tapi hadir misalnya sebagai media, medis, aparat keamanan, panpel, referee, lalu mungkin ada anak gawang. Pokoknya orang-orang terbatas dan jumlahnya sangat terbatas," Gatot kepada detikSport, Rabu (24/2/2021).
"Jadi tak boleh ke stadion. Jangan sampai, 'ah Kemenpora dan PSSI bohong itu ternyata ada (penonton). Toh itu akan diawasi Polisi dan Satgas. Selain itu, kami akan bentuk tim monitoring. Ya tak setiap pertandingan didatangi Kemenpora tapi at least ada tim monitoring," ujarnya.
Hal kedua tidak boleh ada pawai atau kegiatan di luar stadion pada pendukung tim selama Piala Menpora 2021. Gatot menjelaskan mungkin tujuannya baik hanya untuk berswafoto dengan pasangan atau teman. Tapi itu dilarang.
"No way, no way. Jadi jangan berharap, mohon maaf penjual jersey atau apa juga tak boleh jualan di situ karena tak akan ada pembeli orang wira wiri di situ."
"Ketiga, tak boleh ada nobar (nonton bareng). Kalau ada mereka bisa dikenakan aturan yang diatur tentang pandemi COVID-19. Saya enggak mau menyebut tapi ada beberapa kali kejadian. Intinya, polisi punya perangkat hukumnya untuk itu," ujarnya.
"Hal keempat, 'Oh saya nonton di rumah sendiri, keluarga sendiri'. Kalau ada yang mengadukan dan menimbulkan kerumunan, bukan keluarga sendiri. Itu kan deliknya aduan. itu bisa mungkin akan menjadi persoalan hukum juga."
"Dan terakhir, jangan sampai mentang-mentang tidak nobar tapi karena klub kesayangan menang, wah rangkulan mesra, selfie, ngevlog dikirim kemana. Kalau ada yang mengadukan kan repot. Itu kan melanggar physical distancing," dia menegaskan.
Sehubungan itu, Gatot berharap agar suporter bisa dapat membantu kepolisian agar apa yang diamanatkan selama Piala Menpora 2021 berjalan lancar.
"Sebab yang jadi persoalan jumlah polisi terbatas personelnya. Makanya tempo hari kenapa izin ini jadi lama karena tentang masalah penonton ini. Bahasanya kalau polisi jelang pertandingan seperti tes PCR tak sulit. Tapi memangnya polisi yang diurus hanya bola. Kan enggak juga. Makanya polisi kenapa jadi sangat hati-hati," dia menjelaskan.
"Mohon juga jangan polisinya yang dibully. Melalui Detik tolong bantu polisi untuk menekan yang kayak gitu. (Minimal kalau ada yang lihat kita bisa mengadukan?) Kalau sejauh itu bukti pelanggaran why not karena kalau tidak kita dianggap pembiaran," kata Gatot lagi.
(mcy/cas)