Lapangan Bola di Karawang: Dari Tanah Merah Jadi Rumput Standar FIFA

Lapangan Bola di Karawang: Dari Tanah Merah Jadi Rumput Standar FIFA

Yuda Febrian - Sepakbola
Sabtu, 12 Jun 2021 19:00 WIB
Lapang Bola Mini Dawuan Barat
Lapangan Bola di Karawang: Dari Tanah Merah Jadi Rumput Standar FIFA (Foto: Yuda Febrian/detikSport)
Karawang -

Diresmikan tahun 2020 oleh Bupati Karawang, Lapang Bola Mini Dawuan Barat di Kecamatan Cikampek, Karawang, kini berubah penampilan, dari lapang bertanah merah, menjadi lapang berumput standar FIFA.

Tim detikSport mencoba merasakan lapangan yang diklaim berstandar internasional ini, saat di lapangan, kami sempat berbincang lama dengan salah satu pengelolanya.

Pengelola lapangan, Angga Ginanjar (22) mengatakan, sebelum menjadi lapang berstandar rumput FIFA ini, Lapang Bola Mini Dawuan Barat, dulunya hanya lapang tanah merah yang sering dipakai warga sekitar, untuk pertandingan bola antar kampung (Tarkam).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu itu tanah merah, dan memang sudah dipakai buat main bola tarkam," kata Angga saat diwawancarai, Selasa (1/6/2021) kemarin.

Lapang Bola Mini Dawuan BaratLapang Bola Mini Dawuan Barat (Foto: Yuda Febrian/detikSport)

Setelah itu, ada bantuan dari Kementrian Pemuda, dan Olahraga (Kemenpora) untuk merenovasi total lapangan, menjadi lapangan berstandar internasional, dan kemudian diresmikan tahun 2020 oleh Bupati Karawang.

ADVERTISEMENT

"Berubah jadi seperti ini atas bantuan dari Kemenpora, dan tahun 2020 diresmikan oleh Ibu Cellica," jelasnya.

Untuk ukuran lapangan, lapangan ini memiliki ukuran 92x42 meter persegi, dan rumput berjenis standar FIFA.

"Jadi ukurannya memang tidak standar internasional, hanya jenis rumputnya yang standar FIFA," terangnya.

Sebelumnya, Lapang Bola Mini Dawuan Barat memiliki nama Lapang Bola Kerta Jaya, namun semenjak pergantian kepala desa baru, semua pengelola diganti, serta dengan alasan tidak mampu menaikkan popularitas wilayahnya, nama lapangan ini berubah, menjadi Lapang Bola Mini Dawuan Barat.

"Dulu emang namanya Kerta Jaya, tapi saat kepala desa baru, namanya diganti, plus pengelolanya, karena nama Kerta Jaya ini tidak mewakili kampung Dawuan Barat, semenjak diganti nama, popularitas kampung dirasakan semakin dikenal," tuturnya.

Status tanah, dari lapangan ini dikatakannya, dari tanah bengkok desa, dan dimanfaatkan untuk menambah pendapatan desa.

"Jadi lahan ini milik desa, dan tentunya pendapatan dari lapangan ini untuk kepentingan desa dalam memajukan desa," terangnya.

Angga juga mengakui, dari hasil sewa lapang ini, setiap bulan kurang lebih 30 juta rupiah didapatkan.

"Jadi, kita sewakan lapang ini hanya pada hari Sabtu, dan Minggu harganya per jam 2,5 juta plus fasilitas wasit, dan hakim garis, minimal kalau ada yang sewa setiap minggunya, per bulan itu kita dapat 30 juta," akuinya.

Pendapatan itu, tentunya untuk pengembangan lapangan, serta membayar biaya operasional, termasuk gaji pengelola.

"Hasil yang didapatkan tentunya buat biaya operasional, dan pengembangan lapangan ini ke depannya," katanya.

Penyewa lapang ini, dijelaskannya, berasal dari berbagai daerah. "Yang sewa ini dari Jabodetabek, tapi yang paling sering itu dari Cikarang, dan Bekasi," imbuhnya.

Lapang Bola Mini Dawuan BaratBatu persemian Lapang Bola Mini Dawuan Barat (Foto: Yuda Febrian/detikSport)

Keberadaan Lapang Bola Mini Dawuan Barat juga sangat membantu perekonomian warga sekitar, dengan ramainya yang bermain bola, dampaknya warung-warung kelontong warga sekitar tidak sepi pembeli.

"Warga sangat positif mendukung adanya lapang ini, malah warga sekitar sudah ramai membuat warung kelontong, untuk melayani pembeli yang kebanyakan dari pengunjung lapang bola," akuinya.

Untuk jadwal operasional, Senin-Selasa diperuntukan untuk warga sekitar, Rabu-Jumat perawatan, dan Sabtu-Minggu untuk disewakan. Ke depannya, pihak pengelola akan menambahkan fasilitas sarana, dan prasarana pendukung.

"Rencana Juni tahun depan, akan dibuatkan tribun, dan ruang ganti," tandasnya.

Lapang Bola Mini Dawuan BaratMasyarakat bermain di Lapang Bola Mini Dawuan Barat (Foto: Yuda Febrian/detikSport)

Sementara itu, salah satu penyewa, Suryana (44) yang juga selaku pengurus Milanisti Cikampek mengakui sangat terbantu dengan adanya lapangan ini.

"Kami dari komunitas klub bola, yang memang tidak lepas dari bermain bola sangat terbantu dengan adanya lapangan ini, apalagi fasilitasnya lumayan cukup memadai," ungkap Suryana, saat ditemui usai menggunakan Lapang Bola Mini Dawuan Barat.

Namun ia berharap ke depannya, lapangan ini bisa menambahkan fasilitas sarana, dan prasarana pendukungnya.

"Saya berharap nantinya ada tribun penonton, terus area ruang ganti, serta toilet, kalau untuk harganya sudah sesuai, karena saya juga mengerti tentang kebutuhan perawatannya yang memang butuh ekstra," pungkasnya.

(aff/cas)

Hide Ads