Liga 1 Terus Tertunda, Madura United Minta PSSI Tentukan Sikap

Muhammad Robbani - detikSepakbola
Senin, 26 Jul 2021 15:35 WIB
Liga 1 Terus Tertunda, Madura United Minta PSSI Tentukan Sikap (dok detikSport)
Jakarta -

Madura United menuntut kejelasan dari PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait Liga 1 2021. Klub sudah gerah menanti kompetisi tak juga kunjung bergulir.

Banyak hal-hal yang menjadi beban klub selama menunggu kompetisi. Utamanya soal gaji pemain yang tetap harus dibayar meski kompetisi belum bergulir.

Klub sudah terlanjur mengontrak pemain dalam menyambut niatan PSSI dan PT LIB yang mau menggelar Liga 1. Adapun kompetisi sepakbola kasta tertinggi Indonesia itu sedianya sudah digelar mulai 9 Juli lalu.

Namun, kompetisi ditunda hingga akhir Juli, lalu ditunda lagi ke akhir Agustus, buntut dari penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak awal Juli lalu. Kini PPKM yang sudah berganti istilah menjadi PPKM Level 4, diperpanjang penerapannya ke 2 Agustus.

Belum ada tanggapan dari PSSI atau PT LIB terkait perpanjangan PPKM ke 2 Agustus; apakah akan kembali menyebabkan kick off Liga 1 kembali ditunda atau tidak.

Madura United melalui Presiden klub, Achsanul Qosasi, meminta kejelasan dari PSSI dan PT LIB. Klub butuh acuan resmi dari otoritas untuk menghadapi situasi saat ini. Sejauh ini, menurut Madura United, belum ada pemaparan rencana-rencana yang disiapkan PSSI maupun PT LIB kepada klub.

"Ada surat dari PT LIB ke klub yang bilang begini; 'Liga 1 akan tetap berjalan jika pandemi landai.' Itu sih semua orang kan tahu, jadinya menurut saya surat itu nggak penting. Yang kami harapkan, misalnya klub diminta menyiapkan Plan A/B/C/D," kata Achsanul Qosasi kepada detikSport.

"Kami sebenarnya ikut PSSI, kami kan anggota PSSI. Kami ikut maunya liga (PT LIB) juga. Kami bukannya mau marah-marah, hanya menyarankan untuk diperbaiki saja kinerjanya. Klub jangan cuma disuruh menunggu saja. Kalau skenario terburuk (liga tak bisa bergulir), PSSI harus menyampaikan itu ke FIFA. Yang bisa menyampaikan ke FIFA kan ya PSSI," ujarnya menjelaskan.

Menurut Achsanul Qosasi, saat ini Liga 1 sudah tak mungkin digelar. Perpanjangan PPKM ke 2 Agustus makin membuat nasib liga kembali berpotensi ditunda.

Dengan asumsi PPKM berakhir 2 Agustus, maka kompetisi baru bergulir pada awal September. Karena biasanya tim pelatih meminta waktu persiapan 1 bulan dalam menyambut kompetisi.

Nah PSSI diminta menyiapkan itu saja ketimbang menunggu perbaikan situasi COVID-19. PSSI disarankan untuk melapor ke FIFA bahwa mereka tak bisa menggulirkan kompetisi lantaran tak mendapat rekomendasi di tengah situasi COVID-19 yang terus memburuk di Indonesia.

"Itu penting dilaporkan kalau liga nggak jalan. Pemain asing kan bisa lapor ke FIFA dan pengalamannya kalah semua klub. Begitu pemain asing melapor ke FIFA nggak ada klub yang menang. Rata-rata bayar 4-5 miliar per pemain. Bayangkan kalau klub punya 3-4 pemain asing. Itu kan berat. Jadi kalau sudah disampaikan ke FIFA, maka FIFA tahu dengan kondisinya," tutur Achsanul Qosasi.

"Kalau sebelumnya kan (musim 2020) pertimbangannya nggak ada, karena PSSI yang dianggap tak bisa menjalankan kompetisi, makanya klub pasti kalah (saat dilaporkan pemain ke FIFA)," ucap pria yang merupakan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Saat kompetisi terus tertunda, klub-klub kian merana. Dana sponsor tak cair, tapi tagihan membayar gaji pemain terus harus dilakukan setiap bulannya.

Adapun PSSI lewat Sekjen Yunus Nusi sempat mengatakan bahwa masalah gaji kini menjadi wewenang klub. Federasi tak lagi mengatur pembatasan gaji sebenar 25 persen atau 50 persen sebagaimana pernah diterapkan pada 2020 lalu.

"Sekarang pemain kami masih digaji 100 persen, tapi kan nggak mungkin terus-terusan 100 persen kalau nggak ada liga begini. Karena kan nggak kerja, masa nggak kerja kami bayar. Nggak ada kompetisi kan nggak kerja berarti. Harus fair dong. Kita juga nggak ada latihan, susah klub Jawa itu latihan," ujar AQ, sapaan Achsanul Qosasi.

"Jangan kan latihan, main bola saja nggak bisa. Kalau gaji sampai bulan depan masih bisa 100 persen sampai Agustus. Tapi setelah itu pasti kami tak akan mampu," ucapnya.




(aff/krs)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork