Bung Kus: Egy Maulana Vikri Bisa Jadi Peluru Rahasia Timnas

Bung Kus: Egy Maulana Vikri Bisa Jadi Peluru Rahasia Timnas

Mercy Raya - Sepakbola
Jumat, 24 Des 2021 13:08 WIB
Egy Maulana Vikri dalam uji coba Timnas Indonesia U-23 vs Iran di Stadion Pakansari , Cibinong, Sabtu (16/11/2019).
Bung Kus: Egy Maulana Vikri Bisa Jadi Peluru Rahasia Timnas (Foto: Rifkianto Nugroho/detikSport)
Jakarta -

Ada lima pemain yang sampai kini belum diturunkan di Piala AFF 2020, salah satunya Egy Maulana Vikri. Bagaimana peluangnya tampil di Leg II semifinal?

Egy baru bisa bergabung di fase gugur Piala AFF, karena baru mendapat izin keluar setelah Liga Slovakia memasuki rehat Natal dan tahun baru. Sedangkan empat pemain Timnas Indonesia lainnya, ialah Marckho Sandy Meraudje, Muhamad Riyandi, Kadek Agung, dan Ahmad Agung belum diturunkan dengan beragam alasan yang dipertimbangkan pelatih Shin Tae-yong.

Marckho pernah masuk daftar pemain cadangan saat melawan Kamboja dan Laos, namun kemudian diparkir. Ia bisa bermain di dua sisi, namun Shin Tae-yong sejauh ini lebih memilih Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu Riyandi, sejauh ini Shin masih mempercayakan Nadeo Arga Winata sebagai kiper utama yang sudah turun tiga kali.

Agung yang merupakan gelandang serang Bali United ini juga selalu masuk daftar cadangan di lima laga, namun belum diberi kesempatan. Ia berpeluang main di leg kedua, terutama jika Shin Tae-yong butuh 'kaki segar' untuk mengobrak-abrik pertahanan Singapura.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Ahmad Agung, Shin masih mengutamakan Ricky Kambuaya dan Rachmat Irianto di posisi gelandang bertahan. Namun pemain Persik Kediri ini bisa saja diturunkan di leg kedua melawan Singapura, mengingat dua nama pertama selalu bermain sejak awal turnamen.

Kendati belum main hingga leg II semifinal Piala AFF, kelima pemain tersebut masih punya peluang tampil pada pertandingan laga kedua yang dihelat Sabtu (25/12/2021) malam.

Namun, pengamat sepakbola Mohamad Kusnaeni, punya pandangan berbeda. Ia melihat peluang itu kecil karena cukup berisiko bagi tim, terkecuali peluang itu untuk Egy Maulana Vikri.

"Tidak mungkin ya (diturunkan kelimanya di Leg II)," kata Kus kepada detikSport, Jumat (24/12/2021).

"Jika selama ini tidak dimainkan artinya tidak memenuhi ekspetasi pelatih untuk dimainkan di pertandingan penting. Jadi tidak mungkin ujug-ujug menurunkan pemain yang tidak pernah main, kecuali Egy ya. Dia bukan tak gabung di awal, tapi memang baru bisa bergabung," tuturnya.

"Jadi pemain-pemain yang tidak dimainkan artinya memang dari sudut pandang pelatih tidak sesuai dengan skema yang dia inginkan. Jadi kalau besok pemain bertumpu dengan pemain lima orang itu tidak mungkin. Pasti pelatih bertumpu pada pemain-pemain yang sudah banyak dimainkan di pertandingan sebelumnya, termasuk Ezra Walian," dia menegaskan.

"Cuma persoalannya bagaimana mengatur supaya masing-masing itu bisa berkontribusi dan strategi tim yang tidak terganggu. Kan jaga keseimbangan di sana. Kalau misalnya susunan berubah banyak, katakan lah tiga empat orang pasti berubah cara bermain. Jadi pelatih tak akan melakukan itu karena sangat berisiko!"

Egy Maulana VikriEgy Maulana Vikri (Instagram Egy Maulana Vikri)

Lihat juga video 'Secara Head to Head, Singapura Ungguli Timnas Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman selanjutnya, menebak strategi yang akan dimainkan Shin Tae-yong.

Menurut pria yang karib disapa Bung Kus ini, bukan tak mungkin strategi yang diterapkan pelatih asal Korea Selatan kepada Timnas Indonesia bakal sama pada laga kedua empat besar besok malam.

"Bedanya paling kalau kemarin 4-3-3, besok menjadi 3-4-3, itu tidak mustahil ya. Tapi materi pemainnya masih seputar itu-itu saja. Tidak akan banyak perubahan," ujarnya.

"Hanya memang yang penting itu, ketika pilihannya main dengan strategi yang sama high pressing, artinya perubahan pemainnya harus efektif. Supaya pemain yang menggantikan di babak kedua tetap bisa membuat tim bermain high pressing. Jangan seperti kemarin (Leg I) babak pertama diganti, high pressingnya hilang. Bahkan tim seperti kehilangan fokus.

"Nah, yang kedua, pilihannya mau dikendurkan tidak? Tidak terlalu main high pressing sehingga pemain bermain 2x45 menit tidak terlalu banyak perubahan pun masih bisa banyak bertahan sampai akhir."

"Cuma kalau lihat pengalaman pertandingan pertama itu kan kita suksesnya kalau high pressing.
begitu kita kendur mainnya, maka Singapura yang mengambil alih pertandingan. Jadi kalau saya boleh memilih harus tetap main high pressing. Cuma strategi dan pergantian pemain harus diperbaiki," tegas Kus.


Hide Ads