Indonesia punya satu catatan mencolok di Piala AFF 2020. Thailand bakal mencoba membatasi tim Garuda untuk nyaman menerapkan gaya permainannya.
Final Piala AFF 2020 mempertemukan Indonesia dan Thailand. Laga final di National Stadium, Singapura itu digelar dalam dua pertemuan, yakni Rabu (29/12/2021) dan Sabtu (1/1/2022) malam WIB.
Pertandingan ini mempertemukan dua tim dengan catatannya masing-masing. Indonesia adalah tim tersubur dengan 18 gol sementara Thailand merupakan tim paling sulit ditembus dengan baru kemasukan sekali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, salah satu karakteristik unik Indonesia adalah dari total 18 gol yang dibuat, 17 di antaranya tercipta dari dalam kotak penalti. Hanya satu gol yang tercipta dari tembakan jarak jauh, yang dibuat Pratama Arhan saat melawan Malaysia di fase grup.
"Seperti apa yang sudah ditonton, pemain kita memang tidak mempunyai kemampuan yang baik dalam shooting jarak jauh," kata Shin Tae-yong dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV.
"Jadi, saya menginstruksikan agar lebih banyak through pass ke depan gawang. Dan itu cara terbaik saat ini dan lebih cepat untuk menyerang untuk mencetak gol," kata dia menambahkan.
Ini pula yang kemungkinan besar akan diantisipasi oleh Thailand. The War Elephants tak akan membiarkan Indonesia masuk ke kotak penalti dengan leluasa, mengingat potensi ancaman yang besar di area itu.
Salah satunya dengan menutup celah pemain-pemain sayap Indonesia untuk melakukan tusukan. Indonesia seperti diketahui gemar merangsek dari area lebar lapangan, dengan dua bek sayap melakukan overlap.
Thailand juga kemungkinan sudah memperkirakan pressing agresif dari timnas Indonesia. Indonesia sudah mendapatkan sejumlah gol dari skema tersebut, termasuk saat melawan Singapura di semifinal.
Di saat yang sama, Indonesia juga mesti sigap dengan respons Thailand terhadap pressing mereka. Asnawi Mangkualam Bahar dkk tak boleh terlambat melakukan transisi dan kehilangan bentuk formasi, saat Thailand bisa mengeluarkan bola dari tekanan.
Satu hal yang menarik adalah bagaimana rencana Shin Tae-yong menatap final kontra Thailand. Shin sejauh ini fleksibel dalam menyusun formasi, tergantung kebutuhan di lapangan, yang membuatnya disebut punya taktik bunglon.
"Saya memakai tiga bek di leg pertama semifinal, dan di leg kedua, saya memakai formasi 4-2-3-1 dengan memprediksi lima bek Singapura dan menaruh dua gelandang bertahan," ungkap Shin Tae-yong dikutip media Korea, The JoongAng.
Sebelumnya Shin Tae-yong memainkan tiga bek tengah melawan Vietnam dan pola empat bek melawan Malaysia, dengan dua bek sayap bermain agresif ke depan.
(raw/aff)