Joop Gall memang baru melatih PSM Makassar. Tapi, pelatih asal Belanda itu percaya sudah mengenal karakter pemain dengan cepat dan yakin bisa melajukan klub ke papan atas Liga 1 2021.
Sebelum memulai karier kepelatihan, Joop Gall merupakan mantan pemain sepak bola medio 80-an. Memulai karier melatihnya pada 1999, Jopp Gall memang lebih sering menangani tim-tim divisi bawah.
Sesekali dia pernah berkarier di Liga Belanda, tapi cuma sebatas asisten di Groningen 2001-2005 dan melatih Go Ahead Eagles pada 2011-2012. Setelah terakhir jadi caretaker di DFS, Joop Gall menerima tawaran PSM di paruh kedua Liga 1 2021.
Dia menjadi pengganti Milomir Seslija yang diberhentikan karena performa buruk PSM, yang kini tertahan di posisi ke-12 dengan 20 poin. Meski tugasnya berat, Joop Gall yakin dengan semangat para pemainnya saat ini, PSM bisa bangkit.
"Tentu saja kita ingin memenangkan sebanyak munkin pertandingan yang kita bisa, tentu saja waktu yang kita punya tidak terlalu banyak dan saya harus gunakan yang ada, saya akan coba menemukan cara bagaimana mendapatkan hal terbaik dari apa yang kita miliki sekarang dan bagaiamana dapatkan hasil terbaik," kata Joop Gall, usai memimpin latihan di Bosowa Sport Center, Rabu (5/1/2021).
"Tentu saja bukan pertandingan setiap minggu, bahkan ada jadwal ketat ini, jadi atensi saya dengan sedikit kentungan passion dan passion ada di dalam sepak bola Makassar dan semangat ewako masukkan dalam tim dengan cara lain dan hasil terbaik bisa kita berikan," tambahnya.
"Seperti kalian sebutkan bahwa kita berada di peringkat ke-12, kita butuh kualitas, kualitas untuk menambah yang sudah ada di tim dan kami akan melihat apakah itu ada di para pemain ini. Jadwal juga cukup ketat, bahkan dalam beberapa hari bertanding lagi dan kita butuh pemain yang cukup. Saya kira kualitas pemain di bench menentukan seberapa jauh kita melangkah dan seberapa jauh kita bisa menapak naik di klasemen.
Joop Gall memang baru pertama kali melatih di Indonesia, tapi bukan berarti buta akan sepakbola nasional. Sebab, beberapa kali dia mencari informasi terutama dari pamannya yang asal Indonesia.
"Saya beritahu kalian bahwa saya mengikuti sepak bola Indonesia dan juga melihat apa terjadi beberapa tahun belakangan ini," kata pelatih 58 tahun itu.
"Saya sudah ikuti sepak bola Indonesia cukup lama. Agar kalian tahu, saya punya paman dari Indonesia, jadi ibaratnya Indonesia bukan hal baru untuk saya, ada di dalam diri saya. Jujur pengalaman sebelumya saya sudah sempat tahu PSM Makassar, saya membacanya di media Indonesia, teman mengirimi bahwa saya ada dalam foto dan sebagai pelatih baru di klub ini sekitar 2 tahun lalu, namun itu tak terjadi," sebutnya.
"Namun kembali lagi dari situ saya sempat mencari tahu soal PSM Makassar dan klub ini saya kira berumur sekitar 100 tahun lebih. Klub ini mempunyai sesuatu dan merupakan kehormatan bisa melatih klub besar ini. Coba, siapa yang tak ingin melatih di klub sebesar ini?"
(mrp/cas)