Nama Pratama Arhan ramai menjadi perbincangan masyarakat berkat aksi-aksinya di Piala AFF 2020. Di ajang ini, Arhan memang sempat memberikan penampilan yang memukau. Bahkan, dirinya juga menyabet titel pemain muda terbaik Piala AFF 2020.
Prestasi Arhan menjadi pesepakbola unggul tentunya tak lepas dari usaha dan berbagai tantangan yang ia lalui. Termasuk saat dirinya berada di titik terendah saat tak lolos Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA).
"Titik terendah saya saat SMP, waktu itu saya ikut seleksi POPDA, dan di situ saya ada temen 10 pada keterima semua. Dan saya tidak keterima sendiri waktu itu, dan saya waktu itu mikir kenapa temen-temen saya bisa, tapi saya tidak bisa. Apakah kemampuan saya tidak baik, atau kurang baik. Saya sampai merenung dan nangis sendiri, dan mikir ah nggak mungkin lah jadi pemain bola, orang seleksi POPDA aja nggak keterima," ujarnya dalam acara CXO Mediaverse yang ditayangkan di cxomedia.id, Sabtu (22/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Arhan mengatakan capaian ini juga tak lepas dari dukungan dan perjuangan orang tua. Ia pun bercerita tentang kondisi orang tuanya yang dulu tak mampu membelikannya sepatu bola yang bagus.
"Di balik itu pastinya penuh perjuangan. Karena waktu itu kan saya orang yang kurang mampu lah bisa dibilang seperti itu. Saya hidup di desa, hidup sama keluarga sederhana. Dulu saja orang tua saya beliin saya sepatu Rp 25 ribu sekali pakai sudah langsung rusak. Ibu saya sampai utang untuk belikan saya sepatu, kasih uang jajan pas saya di Semarang," katanya.
Meski demikian, semua tantangan tersebut selalu ia jadikan sebagai motivasi. Dari situlah dirinya semangat untuk terus mencoba berlatih hingga akhirnya menjadi personel Timnas Indonesia.
"Dari situ saya termotivasi bahwa saya bisa menjadi pemain profesional, bisa jadi yang terbaik," katanya.
Arhan mengatakan, awal mula dirinya menyukai sepak bola lantaran kakaknya yang lebih dulu masuk Sekolah Sepak Bola. Tak hanya itu, sejak kecil dirinya juga sudah dikenali sepak bola hingga akhirnya ikut SSB di Blora.
"Ya, waktu kecil sih saya sering main bola juga di kampung, terus kakak saya juga pemain bola ikut SSB, terus kakak saya bilang daripada main di kampung mending ikut kakak aja," katanya.
"Dan dari situ setelah lulus SMA saya sudah ikut PSS U18 dan alhamdulillah saya keterima di situ, di kompetisi elite pro. Saya dari situ saya dinaikkan ke PSS U20. Waktu itu saya selesai elite pro, saya dipanggil Timnas U19, dari situ saya sudah mulai percaya diri kalau saya harus bisa meraih cita-cita saya. Nggak lama dari situ, saya dinaikan ke PSS senior dan tidak lama juga saya dipanggil Timnas Senior," ungkapnya.
Ke depannya, Arhan mengaku akan terus berusaha untuk menjadi pemain sepak bola yang lebih baik lagi demi mengharumkan nama Indonesia. Ia juga menargetkan dirinya untuk bisa bermain di tim luar negeri suatu saat nanti.
"Cara-cara saya untuk melompat lebih tinggi lagi ya saya pastinya kerja keras, terus minta doa restu orang tua. Saya pun juga berdoa, disiplin, tanggung jawab, dan jangan menyerah. Saya selalu tanamkan pada diri saya untuk mencoba tantangan baru. Saya pasti targetkan untuk bermain ke luar negeri," pungkasnya.
(akn/ega)