Kongres Luar Biasa (KLB) Asprov PSSI DKI Jakarta semula dijadwalkan pada 3 Juni 2022. Sampai sekarang belum juga terlaksana.
Kepengurusan Asprov PSSI DKI di bawah Uden Wijaya Kusuma telah habis per Februari 2022. Meski tak bisa memberikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ), PSSI tetap memberi perpanjangan masa kepengurusan selama 12 pekan melalui surat No: 909/UDN/576/III-2022. Tugas Uden dkk, hanya menggelar KLB. Nyatanya, gagal pula.
Tugas dan kewenangan Asprov PSSI DKI pun diambil alih PLT, kabarnya dijabat Haruna Sumitro, salah satu Exco PSSI Pusat. Hingga 10 Juni 2022, gelagat digelarnya KLB masih gelap. Sejumlah pemilik suara atau voters meminta kepastian KLB Asprov PSSI DKI tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, sampai saat ini kami diliputi ketidakpastian soal pelaksanaan KLB Asprov PSSI DKI, padahal sudah ada keputusan tanggal KLB, yakni pada 3 Juni 2022. Faktanya, hingga kini KLB hanya sekedar cerita," kata CEO Pemuda Jaya, Erwin Mahyudin.
Menurut Erwin, Komite Pemilihan (KP) sudah melaporkan hasil dari verifikasi calon ketua dan wakil ketua beserta Exco yang mendaftar sesuai amanat Kongres biasa 29 Mei 2022. Hingga tanggal penutupan, hanya ada 1 calon ketua, yakni H. Syahrial, anggota DPRD DKI. Ia didaftarkan 19 dari 30 pemilik suara di Asprov DKI lewat formulir A1 (suara mayoritas).
"Oleh karena itu kami meminta kepada PSSI agar setelah mengambil alih kepengurusan Asprov PSSI DKI, segera gelar KLB. Alasannya, banyak agenda PSSI pada bulan Agustus hingga Desember seperti kompetisi Liga 3, serta Suratin U-17, U-15, U-13.
Karena kalau tidak ada pengurus PSSI DKI definitif, maka tim atau klub DKI Jakarta terancam tidak dapat mengikuti kompetisi tersebut. "Jangan sampai kejadian yang dialami oleh Kaltara dan Kalteng, menimpa DKI Jakarta," lanjut Erwin.
Ia secara terbuka sudah memberikan dukungan kepada Syahrial sebagai calon Ketua Umum Asprov PSSI DKI Jakarta. "Kami dan 18 voters lain memang mengusung Pak Syahrial sebagai nakhoda baru Asprov PSSI DKI untuk 4 tahun ke depan. Beliau figur yang pas untuk mengemban amanah tersebut," tambahnya.
Erwin berharap ketua umum yang baru bisa membenahi kekurangan selama ini, terutama terkait pengelolaan organisasi Asprov, tata kelola kompetisi, agar menghasilkan pemain bagus untuk persiapan tim PON DKI. Sudah 2 kali sepak bola DKI tidak lolos kualifikasi.
Pendapat yang sama disuarakan Imam Bukhari, CEO PS Taruna Persada. Menurut Imam, kekosongan kepengurusan di Asprov PSSI DKI akan berdampak buruk bagi sepak bola DKI. Kota terbesar di Indonesia seharusnya bisa menjadi centre of football di negara dengan pencinta sepak bolanya sangat banyak.
"Vakuman kepengurusan Asprov DKI membuat kami miris. Sebenarnya apa sih yang menjadi masalah untuk penyelenggaraan KLB tahun ini? PLT sudah ada, calon sudah ada, tanggal KLB sudah ada," lanjut Imam.
Padahal lanjut dia, mayoritas klub di DKI Jakarta sangat mendambakan adanya perubahan total di tubuh organisasi sepak bola Jakarta. Imam mendesak PLT Asprov (PSSI) agar segera menggelar KLB.
Ia berharap Ketua Umum Asprov PSSI DKI Jakarta ke depan memiliki koneksi yang baik di bidang sarana untuk kompetisi dan akses untuk anggaran, sponsorship dan lain-lain. "Tujuannya, sepak bola DKI kembali pulih dan berprestasi di tingkat nasional," tutupnya.
Haruna Sumitro kabarnya menjadi Plt Asprov PSSI DKI. Ketika dikonfirmasi pelaksanaan KLB, dia membantah menyandang jabatan itu.
"Kata siapa? Tanya yang kasih info ke kamu saja, saya tidak berhak menjawab," ujar Haruna melalui WhatsApp kepada detik Sport.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi, justru membenarkan bahwa Haruna menjadi Plt Asporv DKI. Semula ada niat jabatan itu diberikan oleh Vivin Cahyani, namun urung karena dia juga ada menjabat di Asprov PSSI DKI era Uden.
"Iya. Harusnya ibu Vivin, tapi dengan alasan agar fair di kongres, beliau tidak mau. Beliau juga dari Asprov DKI," kata Yunus Nusi kepada detikSport.
(ran/mrp)