Mantan Pemain dan Persib: Waktunya Industri Sepakbola Berbenah

Mantan Pemain dan Persib: Waktunya Industri Sepakbola Berbenah

Mercy Raya - Sepakbola
Sabtu, 08 Okt 2022 20:05 WIB
Kepolisian resmi mengumumkan enam tersangka tragedi Kanjuruhan, Malang. Dua polisi di antaranya disebutkan memberi perintah menembakkan gas air mata.
Tragedi Kanjuruhan membuat mantan pemain dan Persib Bandung meminta sepakbola berbenah. (Foto: DW News)
Jakarta -

Mantan pesepakbola Vennard Hutabarat menyebut tragedi Kanjuruhan menjadi momentum untuk industri sepakbola berbenah. Terutama soal Standar Operating Procedure (SOP) harus lebih diperjelas.

Seperti diketahui, tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang salah satunya terjadi akibat aparat keamanan menggunakan gas air mata dalam mengatasi kericuhan suporter di stadion usai Arema FC vs Persebaya Surabaya. Padahal jelas-jelas hal itu dilarang oleh FIFA dan tertuang FIFA Stadium Safety and Security Regulations.

"Faktor utamanya ada pada prosedur pengamanan, tidak hanya di pertandingan itu (Arema FC vs Persebaya), tapi mungkin kemarin itu sudah akumulasi dari beberapa pertandingan lainnya, termasuk di kompetisi Liga 2. Artinya apa, jangankan kompetisi Liga 1, Liga 2 pun sama, semua SOP-nya itu tidak jelas," kata pemain yang karib disapa Veve itu dalam keterangan tertulis yang diterima detikSport, Sabtu (8/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau dari sisi pemain, agar merasakan kenyamanan saat bermain sepak bola, tentunya SOP dari segi pengamanan itu lah yang harus lebih diutamakan," lanjut eks pemain Persija Jakarta dan PSM Makassar tersebut.

Tak hanya itu, pria kelahiran 2 Mei 1974 itu juga menyoroti sistem tiket yang diterapkan saat laga tersebut, termasuk di berbagai pertandingan sepakbola lainnya di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Menurut Vennard, terlepas dari kejadian tragedi Kanjuruhan, para Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan atau klub bisa mulai menerapkan sistem online ticketing.

Menurutnya, hal itu juga bisa menjadi bagian dari evaluasi, mengingat sistem tiket yang diterapkan bisa berpengaruh bagi tim maupun penonton.

Tak hanya Vennard, Persib juga mengungkapkan pendapat senada. Melalui Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono, mengatakan kejadian Kanjuruhan juga menjadi momen memperbaiki mekanisme pertandingan.

"Persib telah memberlakukan mekanisme sistem pertandingan secara ketat, yang meliputi sistem penjualan ticketing 100 persen secara online dengan verifikasi yang komprehensif sejak kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 ini bergulir," kata Teddy.

"Dari setiap pembelian tiket yang dilakukan, mereka wajib memiliki KTP sebagai tanda pengenal dan juga sudah melakukan vaksinasi booster. Selain itu sebelum masuk ke area stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Persib juga telah menerapkan mekanisme penukaran gelang penanda ditambah dengan pemeriksaan keamanan yang menggunakan metode 4 ring untuk memaksimalkan aspek keamanan," dia menjelaskan.

Tentunya dalam proses perbaikan mekanisme sistem pertandingan ini tidak semua pihak bisa langsung menerimanya. Namun Teddy meyakini, bahwa ini semua dapat diterapkan dengan baik dan efektif, sebab ini jadi bagian upaya Persib untuk menciptakan iklim pertandingan yang nyaman dan aman untuk semua pihak.




(mcy/cas)

Hide Ads