Pelatih Persija Jakarta Thomas Doll yakin Liga 1 2022 masih bisa lanjut lagi. Saat ini kompetisi sedang rehat sejak tiga pekan lalu setelah terjadinya Tragedi Kanjuruhan.
Persija sangat berharap kompetisi bisa bergulir lagi. Makanya Macan Kemayoran sudah menggelar latihan lagi mulai Selasa (18/10/2022), setelah sempat libur aktivitas selama sepekan.
Belum ada kejelasan kapan kompetisi akan bergulir lagi meski PT Liga Indonesia Baru (LIB) maupun PSSI cuma meliburkan kompetisi selama dua pekan. Tak ada tanda-tanda pemerintah akan mengizinkan Liga 1 jalan lagi dalam waktu dekat.
Pekerjaan Rumah (PR) stakeholder sepakbola Indonesia saat ini adalah evaluasi total penyelenggaraan pertandingan. Thomas Doll percaya PSSI bisa menyelesaikan masalah ini untuk segera bisa menggulirkan kompetisi lagi.
"penting untuk percaya kepada PSSI, pasti bisa membuat rencana Liga 1 kapan berjalan lagi. Saya berharap semua harus sabar dan percaya dengan PSSI. Saya yakin PSSI bisa menemukan waktu yang tepat untuk memulai Liga 1," kata Thomas Doll kepada wartawan.
"Memang tragedi Kanjuruhan membuat semua orang terkejut. Namun, kehidupan harus berjalan terus. Kami tidak bisa mengontrol semuanya. Harapannya, semua bisa bermain sepakbola lagi dan tidak mau pemain kehilangan motivasi," ujarnya menambahkan.
Pelatih asal Jerman mendukung upaya-upaya evaluasi total sepakbola Indonesia. Hal itu sejalan dengan perintah Presiden RI Joko Widodo yang mau penyelenggaraan sepakbola harus bisa menjamin keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.
Ia juga berharap suporter masih diizinkan untuk datang ke stadion saat kompetisi bergulir lagi. Baginya, sepakbola akan kurang lengkap tanpa kehadiran penonton dalam arena pertandingan.
"Saya berharap para suporter bisa melihat sepak bola kembali. Saya pikir suporter harus ada lagi karena sudah dua tahun tanpa sepak bola efek pandemi. Saya pikir jika tanpa penonton di stadion, itu bukan hal yang bagus," tutur Thomas Doll.
"Sepak bola tanpa suporter menurut saya akan berbeda. Atmosfernya berbeda, sepak bola tanpa suporter seperti pertandingan latihan. Tidak ada emosional yang semua dirasakan pemain dan tim serta mereka (suporter) hanya menonton lewat televisi," ucapnya.
(cas/raw)